‘Kerap Abaikan BMI, KBRI Harus Direformasi’
Unknown
17:02
0
Antrean BMI di KBRI Malaysia
|
koranmigran, Kuala Lumpur — Anggota Komisi I DPR Effendy Choirie mengusulkan agar pemerintah mereformasi sejumlah Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara-negara yang menjadi tujuan tenaga kerja Indonesia.
“Pejabat dan staf di KBRI di negara-negara tujuan tenaga kerja, seperti Malaysia, lebih mengutamakan melayani tamu-tamu pejabat dari Indonesia daripada mengurusi WNI yang bekerja di negara tersebut,” kata Effendy Choirie pada diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/11).
Menurut Gus Coy, panggilan akrab Effendy Choirie, pejabat dan staf KBRI lebih bermental priyayi yang ingin dilayani, padahal mereka sesungguhnya adalah pegawai negeri sipil yang seharusnya mengabdi kepada bangsa.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menuturkan, pada 23-25 Oktober 2012 ia bersama sejumlah anggota Komisi I DPR melakukan kunjungan kerja Malaysia. Dalam kesempatan itu rombongan mengunjungi KBRI di Kuala Lumpur dan beberapa penjara yang menahan tenaga kerja Indonesia (TKI), serta berdialog dengan pejabat Malaysia.
“Dari kunjungan tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa WNI yang bekerja di Malaysia dan tersangkut kasus hukum sehingga menjadi terpidana tidak mendapat perhatian dari pejabat KBRI di negara tersebut,” katanya.
Gus Coy menegaskan, ada narapidana yang menyatakan sudah dipenjara lebih dari dua tahun tapi tidak ada pejabat dari Indonesia yang mengunjunginya.
Ia menambahkan, dari data yang diperoleh dari pejabat Malaysia, saat ini ada 162 TKI yang mendapat ancaman hukuman mati dan saat ini masih berada dipenjara.
“Mereka selama ini tidak mendapat perhatian. Pemerintah Indonesia melalui KBRI baru pada 2012 memberikan pendampingan kuasa hukum pada saat TKI menjalani persidangan di pengadilan di Malaysia,” katanya.
No comments