sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Nestapa Hasan Di Negeri Formosa


Unknown 23:06 0


Perlindungan ABK
Nestapa ABK, Rentan
KORAN MIGRAN, TAIWAN - Ganasnya gelombang laut berpadu dengan cuaca buruk memang menggiriskan. Namun kegirisan itu terpaksa ditepis oleh para tenaga kerja Indonesia yang bekerja di kapal ikan. Demi sebuah harapan, demi sebuah penghidupan baru, mara bahaya bahkan bertaruh nyawa pun memang harus dijalani. 

Demikian pula dengan Hasan. Laki-laki kelahiran Makassar, tepatnya di Dusun Tamasongo, Kelurahan Bontosungu Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Makasar ini berharap memperbaiki perekonomian keluarga. 

Di pundaknyalah harapan keluarga tertumpu. Namun siapa sangka, jika Hasan yang terlahir pada 17 Juni 1989 ini mesti menghadap Sang Khalik dihantam ganasnya gelombang lautan Formosa.

Hasan yang menjadi  tulang punggung keluarga, tentunya tak berharap celaka. Namun pekerjaan sebagai ABK di tanah rantau ternyata penuh resiko. Hasan memang berpengalaman sejak belia hidup di laut dan sebelumnya juga bekerja di kapal Trawl kursin di Sorong Papua. Hasan memang anak laut, pengalamannya kerja di laut inilah yang  telah mengantarkannya ke Taiwan.

Nasib ternyata berkata lain, melalui PPTKIS Cahaya Dewi Primadona, belum usai masa kontraknya, nasib naas telah merenggut nyawanya. Ia terjatuh dalam keganasan lautan, meregang nyawa saat masih menjalankan pekerjaannya di kapal  Cen fong yi No 01 (29/1/12). Hasan tewas saat kapalnya diterjang ombak besar di perairan Peng Hu.

Seperti diterangkan pihak Agency kepada Sogieudin Gesang dari ATKI-Taiwan sektor ABK, Hasan diketemukan 3 jam kemudian oleh kapal lain setelah terjatuh. Demikian menurut Sogie saat mengutip keterangan dan laporan Departemen HAI CU ke pihak Wan yo Agensi tertanggal 30 januari 2012.

Dilaporkan bahwa Hasan meninggal karena kecelakaan kerja, terjatuh dari kapal saat ombak besar tersebut menerjang kapal dimana ia bekerja.

Misteri Kematian Hasan
Seperti dituturkan Sogie, situasi perayaan Imlek berimbas juga pada para pekerja termasuk ABK. Karena hari itu kebanyakan ABK libur. Ada sekitar 12 orang ABK Indonesia di pelabuhan tersebut.

Karena sedikit, keakraban diantara ABK begitu terlihat. Saat bersandar, mereka seperti satu keluarga, saling  bercerita, bersenda gurau penuh canda termasuk juga saling diskusi soal pekerjaan dan majikan.

Ke-12  ABK itu terbagi 6 majikan  atau pemilik kapal yang berbeda. Begitupun kapal-kapal mereka selalu berlayar dan bersandar bersamaan. Peralatan dan wilayah penangkapan keenam kapal tersebut sama. Namun kapal Cen Fong Yi No 1. tempat Hasan bekerja belum terlihat bersandar dan kembali terlihat sejak 30 Januari silam.

Hasan merupakan satu-satunya pekerja Indonesia diantara 4 ABK lainnya termasuk sang kapten kapal yang berinisial WU. Bahasa merupakan kendala yang membuat kabar keberadaan Hasan lambat diketahui. Informasi yang didapat mengatakan Hasan telah pulang ke Indonesia tetapi ada juga mengatakan kalau Hasan kabur dari majikan. Keberadaan Hasan sepertinya tertelan bumi. Rekan-rekannya sesame ABK bingung dan tidak tahu keberadaannya.  

Majikan yang Terkesan Tertutup
Rasa penasaran tentang hilangya Hasan sedikit hilang karena pelabuhan Hamazen mulai disibukan lagi dengan rutinitas berlayar mencari ikan. Pelabuhan itu sepi dan hanya menyisakan beberapa orang saja lagian cuaca juga masih buruk. Info tentang Hasan mulai ada sejak tanggal 2 Februari 2012, yang menjadi awal titik terang tentang keberadaan Hasan.

Rasito teman akrab Hasan yang satu pelabuhan dan sedang sandar di pulau Chi Me membuka akun facebook milik Hasan. Rasito terkejut karena melihat di dinding facebooknya banyak ucapan bela sungkawa dan itu membuatnya bingung, penasaran, sedih pokoknya galau. 

“Oh Hasan, apakah dikau meninggal, apakah kau mengalami kecelakaan?” ucap Rasito dalam kebingunngannya.

Kemudian Rasito coba menghubungi Sogieudin Gesang. Kawannya yang berasal dari Ciamis Jawa Barat juga anggota ATKI-Taiwan sektor ABK segera mencari informasi tentang keberadaan Hasan.

“Pada hari itu juga saya telpon Agensinya dan pihak Agensi membenarkan bahwa Hasan meninggal karena kecelakaan terjatuh dari kapal saat ombak besar dan ditemukan oleh kapal lain. Nyawanya tak tertolong,” papar Sogie. Soghie menyayangkan sikap majikan yang terkesan menutup-nutupi perihal meninggalnya  Hasan.

"Bayangkan kita ini muslim, kalau dari awal majikannya terbuka kita pasti mensholati dan tahlil untuk Hasan sebagaimana kebiasaan orang-orang muslim. Lah, ini sudah 4 hari Hasan meninggal majikan ditanya simpang siur tidak karuan dan kita baru tahu dari facebook, sangat di sayangkan,” sesal Sogie.

Sogie juga menerangkan bahwa dia sudah menghubungi Nadir, yang juga bekerja sebagai ABK di pelabuhan Saoghang Kaohsiung. “Saudaranya membenarkan bahwa Hasan meninggal karena kecelakaan kerja, hal itu merujuk dari hasil visum dan otopsi yang dilakukan pihak kepolisian dan Rumah sakit yang ditanda tangani Nadir atas nama keluarga.” imbuh Sogie.

Sebagai ungkapan duka, rekan-rekan Hasan baru dapat melakukan tahlilan pada Rabu, 8/2 lalu. Acara dimulai  pukul 20.00 waktu Taiwan wilayah selatan. Ada  sekitar 35 orang rekan-rekan Hasan dari pelabuhan Hamazen, Chin-chin dan ABK kapal Kargo yang sedang sandar serta beberapa TKW di lingkungan pelabuhan. Mereka melakukan Do'a Tahlil dan membaca Surat Yasin bersama sekaligus pengumpulan dana sumbangan untuk meringankan beban keluarga Almarhum di Makasar.

Sumbangan yang terkumpul saat acara Do'a Tahlil sebesar 14.375 NT, yang terkumpul di warung indo Gina&sari sebesar 6.214 NT, dari rekan-rekan crew kapal kargo via Bpk Nuralim sebesar 6.000 NT, dari rekan-rekan TKW Via Mba Ika sebesar 5.300 NT dan rekan-rekan Philipina crew Kapal kargo sebesar 5.300 NT. Total sumbangan terkumpul sebesar 37.189 NT dan sudah dikirim ke keluarga Almarhum atas nama ibu Taela.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.