Ekonomi Politik Krisis 2008 : Dari Kaca Mata Dinamika Perjuangan Gerakan Rakyat Pekerja
Unknown
17:36
0
Krisis Politik 2008 |
KORANMIGRAN, OPINI - Pemerintah menanggapi tuntutan kaum buruh dengan usaha moderasi tapi tanpa ada solusi keberpihakan pada kepentingan rakyat. Pemerintah tetap menjalankan program neoliberal yakni, memperbaiki iklim investasi agar investor datang. Seperti scenario kapitalisme global (mahzab neoliberal) untuk mewujudkan pasar bebas di Indonesia. hal yang dilakukan antara lain adalah perubahan terhadap ratusan regulasi yang awalnya lebih melindungi kepentingan nasional. Sebagian besar telah berjalan dan akan terus berjalan sampai pada kepastian dan adanya jaminan terhadap pelaksanaan pasar bebas di Indonesia.
Kenyataan yang terjadi investasi asing memang benar-benar masuk, namun sesungguhnya hanyalah bermain kertas saham (spekulan) dan proyek besar untuk menguras kekayaan alam Indonesia dan dengan jalan memprivatisasi perusahaan-perusahaan negara yang strategis seperti BUMN dan menjadikan rakyat pekerja Indonesia hanyalah sebagai pasar dan tenaga kerja murah. Dan janji akan perubahan kesejahteraan yang lebih baik tidak mampu dibuktikan. Yang terjadi justru sebaliknya yakni pemiskinan rakyat pekerja seperti yang dapat kita lihat saat ini, maraknya sistem kontrak & outsourcing, PHK massal, upah murah, kenaikan harga kebutuhan pokok. Ditambah akan diperparah oleh Pemerintah yang berencana menaikan harga BBM sebagai solusi untuk mengatasi deifisit anggaran, akibat naikknya harga minyak dunia, seolah-olah tidak ada alternatif lain. Dan sudah bisa di pastikan yang akan mengalami dampak paling besar adalah kaum buruh dan rakyat miskin Indonesia.
Maka sudah tepat, sikap berlawan di setiap May Day. Meskipun may day 2008 bertepatan dengan hari libur nasional, juga terjadi upaya memecah gerakan buruh dengan memanfaatkan Elit-Elit Serikat Buruh yang oppurtunis (seperti mengadakan may day fiesta dan acara-acara sejenisnya), ataupun dengan larangan/ancaman untuk tidak melakukan aksi massa, namun tetap saja tidak mampu mencegah kehendak kaum buruh dan rakyat dan rakyat pekerja Indonesia untuk terus berlawan. Kenapa para elit politik dan partai-partai borjuis ikut bermain, memecah belah dan memoderasi gerakan buruh. Tentu terkait popularitas untuk Pemilu 2009. Sekaligus mengkanalkan mana yang bisa dibeli atau dikooptasi politisi borjuis antek neoliberal dan mana gerakan rakyat yang independent.
Fakta dibalik Kebohongan Negara dan Kaum Modal
Seharusnya kita patut mencari kebenaran data dan fakta yang sampai saat ini tidak pernah diberitakan kenapa harga BBM Internasional cenderung naik?. Propaganda yang sering diberitakan adalah menurunnya pasokan dari negeri-negeri penghasil minyak, baik karena sedang ada pergolakan (seperti Irak ataupun Nigeria), menurunnya cadangan minyak di beberapa negara (misalnya Indonesia) maupun karena pemerintah dan rakyat di beberapa negara sedang melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan minyak Internasional (seperti yang terjadi di Venezuela), sementara kebutuhan energi terus meningkat, baik di negara-negara Imperialis (Amerika sebesar 20,59 juta barel per hari, Jepang sebesar 5,22 juta barel per hari, Rusia sebasar 3,10 juta barel per hari) maupun di negara-negara yang sedang meningkat pertumbuhan ekonominya (seperti India sebesar 2,53 juta barel per hari maupun Cina sebesar 7,27 juta barel per hari), sekalipun tidak ada bukti kuat, yang menyatakan bahwa Industri Minyak yang ada di seluruh dunia, tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Krisis energi yang melanda dunia hari ini
Sebenarnya penyebab sejati yang jarang sekali di beritakan adalah akibat tindakan para spekulan minyak di pasar saham Internasional yang dikendalikan dari WTC. Tindakan perjuadian saham seperti ini tentu mengigatkan kita pada krisis ekonomi Indonesia pada Tahun 1997 dengan permainan nilai mata uang US dolar terhadap Rupiah. Juga menjadi kecenderungan di pasar-pasar saham sampai hari ini. Jadi pemicu utama kenaikan harga BBM Internasional adalah adalah ulah spekulan artinya hanya diatas kertas bukan sekedar karena kelangkaan minyak di ladang-ladang minyak. Tindakan tersebut sebagai antisipasi meningkatnya Industrialisasi di negara Industri baru seperti Cina dan India. Dimana sebaliknya saat ini terjadi krisis ekonomi dan Industrialisasi di Amerika, bahkan sangat mungkin mengalami kelumpuhan. Krisis ekonomi abad XXI, yang dikorbankan tidak hanya buruh tetapi pengusaha-pengusaha menengah dan kebawah hampir disemua sektor. Dan negara-negara berkembang dijadikan tumbal untuk menanggung krisis kapitalisme dinegara-negara maju.
Sebab-Sebab Kenaikan Harga BBM
Indonesia :
Harga BBM di Indonesia selalu naik mengikuti harga dunia karena mayoritas Perusahaan Minyak dan Gas di Indonesia, di kuasai oleh Modal Asing (Pemilik Industri Minyak Dunia) sehingga hasil dari minyak Indonesia, lebih diutamakan untuk di jual ke pasar Internasional, dan jikapun harus dijual di Indonesia, maka harganya sama dengan harga BBM Internasional itu (yang di tentukan oleh mereka juga).
1. Yang di jual ke dalam negeripun, di batasi hanya 15 % dari total produksi, itupun pemerintah harus membeli dengan harga Internasional selama 60 bulan, padahal seharusnya itu adalah kewajiban Perusahaan-Perusahaan Asing itu, dan seharusnya juga bukan hanya 15 %, tetapi lebih banyak, toh itu minyak di ambil dari tanah kita.
2. Indonesia tidak punya Industri yang mengolah minyak mentah ke minyak siap pakai, sehingga BBM yang sehari-harinya kita gunakan itu, harus kita beli dari Negara lain. Sederhananya, kita punya minyak mentah (tapi di kuasai Asing, hanya sebagian kecil di kuasai PERTAMINA) di bawa ke luar negeri untuk di olah, kemudian kita beli lagi dengan harga Internasional, itu yang membuat harga BBM kita selalu mengikuti harga Internasional.
3. Yang membuat lebih mahal lagi, pembelian ataupun penjualan minyak itu melalui perusahaan-perusahaan broker, sehingga lebih mahal lagi ketika di jual ke rakyat (besarnya keuntungan untuk import bisa mencapai 30 sen per barel, dengan total impor kita mencapai 113 juta barel per tahun, sehingga keuntungan broker adalah US $ 170 juta, atau 1,6 trilyun rupiah. Sedang untuk eksport keuntungan broker US $ 2 per barel, dengan ekport kita per hari adalah 490 ribu barel, sehingga uang yang masuk ke kantong broker adalah 9,3 milyar rupiah per hari atau 3,3 trilyun per tahun.
4. Yang lebih Parah lagi, seluruh biaya Perusahaan-Perusahaan Asing itu untuk mengambil minyak mentah ( mulai dari survey awal hingga produksi berjalan) sepenuhnya (alias 100 %, bahkan sekarang mencapai 120% karena ada tambahan 20 % bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan sumur-sumur minyak yang telah diolah sebelumnya) di biayai oleh Pemerintah (tentu dengan uang rakyat, yang dibayar lewat pajak dan lain sebagainya), yang biasa di sebut cost recovery.
Kenapa Bangsa Indonesia Yang Kaya dan Besar Bisa Terjajah Modal Asing?
1. Karena seluruh Kekuatan Politik Indonesia (Partai Sisa Orde Baru, Tentara, Partai Reformis yang sebenarnya Gadungan, Partai Nasionalis yang juga Gadungan, juga Partai yang mengatasnamakan Agama, tetapi membiarkan umatnya terjajah) pengecut di Hadapan Modal Internasional, bahkan dengan suara bulat mendukung pengesahan segala macam UU atau peraturan yang membiarkan Modal Internasional menjarah kekayaan alam termasuk minyak kita (yang terbaru adalah UU Penanaman Modal dengan segala turunannya) dan menghisap tenaga kerja kita. Jika sekarang partai-partai yang duduk diparlemen menolak rencana kenaikan BBM, itu hanya jualan buat menang pemilu 2009 nanti. Demikian juga dengan Tokoh-Tokoh Elit Politik Lama yang sekarang berada di Pinggiran, yang sibuk berkoar menolak, sejatinya juga sama saja, tidak ada yang sejati berani melawan Penjajahan Modal Asing, seperti Castro di Kuba, Chavez di Venezuela, Evo Morales di Bolivia ataupun Soekarno di Indonesia.
2. Karena Intelektual (Pengamat Ekonomi, Politik dan lain sebagainya, Rektor maupun Dosen) juga sama pengecutnya, bahkan banyak yang bersedia di bayar oleh Modal Internasional melalui pemerintah ataupun yang lain, untuk mendukung program-program Penjajahan itu (baik dengan memberikan dana penelitian, beasiswa, fasilitas dan lain sebagainya)
3. Pengusaha-pengusaha dalam negeri, juga bermental sama seperti Elit-Elit Politik itu, bukanya melawan Dominasi Modal Internasional, malah menjadi agen-agen Modal Internasional, bahkan yang sekarang gencar mendukung kenaikan harga BBM.
4. Kekuatan utama yang sanggup menghadapi Modal Internasional, yakni persatuan Rakyat Pekerja belum lah menunjukan kekuatan sejatinya, berupa Mobilisasi Aksi Nasional dan Persatuan Organisasi Gerakan.
Genderang Perlawanan Rakyat Akan Terus Berlanjut.
Kekecewaan kaum buruh dan rakyat pekerja lainnya oleh karena tuntutan-tuntutan dalam Mayday semakin bertambah dengan rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM sebesar 30. Sudah pasti issu kenaikkan BBM akan menjadi sumbu perlawanan gerakan rakyat, selain itu bulan Mei 2008 merupakan bulan perlawanan yang sarat dengan perlawanan gerakan rakyat. Seperti hari Pendidikan Nasional, 100 Tahun Kebangkitan Nasional, 10 Tahun Reformasi juga banyak peristiwa-peristiwa penting seperti tergulingnya Suharto, tragedy Trisakti, Semanggi dan sebagainya. Maka sudah pasti dengan ditambah satu issu kenaikan BBM, genderang perlawanan rakyat kembali dibunyikan. Hampir seluruh elemen rakyat seperti mahasiswa, kaum miskin kota, kaum buruh, kaum tani dan perempuan di seluruh penjuru negeri, mulai melakukan aksi-aksi, yang terus membesar dari hari ke hari. Rakyat yang telah dikorbankan oleh penguasa dan pengusaha untuk menanggung penderitaan dan pemiskinan akibat kebijakan yang pemerintah yang pro-modal.
Meskipun ilusi atau pembohongan terus di propagandakan oleh pemerintah melalui BLT (Bantuan Tunai Langsung) dan para Pengusaha juga mendorong untuk secepatnya dinaikkan. Argumentasi kuno yang di sampaikan oleh Pemerintah, DPR, Elit Politik maupun Intelektual atau akademisi, semuanya seragam; Kenaikan harga minyak dunia yang mencapai US $ 120/barel atau Rp 1.116.000/barel atau Rp 7018/liter akan menyebabkan kenaikan subsidi dalam negeri sebesar 21,4 trilyun rupiah, sementara negara tidak mempunyai anggaran, sehingga mau tidak mau, harga BBM dalam negeri harus di naikan sesuai dengan harga BBM Internasional.
Rekomendasi Gerakan Rakyat Pekerja Sebagai Jalan Keluar Rakyat Indonesia :
- Ambil Alih seluruh Industri Migas di Indonesia, juga Industri vital lainnya, oleh penyatuan mobilisasi rakyat dan di bawah kontrol rakyat.
- Hapus Hutang Luar Negeri, dengan kekuatan penyatuan mobilisasi rakyat
- Bangun Kerja sama dengan pemerintah dan rakyat Venezuela dan Bolivia untuk pembangunan Refinery dan Industri Minyak di Indonesia
- Diversifikasi Energi yang menjamim kelangsungan lingkungan
- Singkirkan Kaum Modal, Elit dan Parpol Penipu Rakyat, bangun Kekuasan Rakyat Sendiri
Jalan Keluar Jangka Pendek :
- Batalkan Rencana Kenaikan Harga BBM dan Turunkan Harga
- Sita harta Soeharto dan kroninya, Bayar dana BLBI.
- Potong Gaji Pejabat dari Pejabat-Pejabat di Tingkat Nasional, hingga tingkat Kecamatan sebesar 50 %
- Potong Gaji Eksekutif di Perusahaan Swasta sebesar 50 %
- Pembatasan Mobil Pribadi dengan cara membatasi jumlah mobil yang bisa dimiliki, menaikan pajak mobil, menaikan biaya parkir dan lain sebagainya
- Tetapkan Pajak 35 % dari penjualan Eksport dan Import Minyak
Seruan Persatuan Perlawanan :
- Lakukan Aksi-Aksi Massa setiap hari, di manapun, dengan cara pemogokan pabrik, blokir jalan, pendudukan kantor-kantor pemerintah, maupun dengan aksi-aksi massa di jalan-jalan untuk menggagalkan kenaikan harga BBM
- Satukan aksi-aksi mahasiswa dengan aksi-aksi rakyat, jadikan kampus sebagai salah satu tempat konsolidasi perlawanan massa rakyat.
- Melakukan Aksi Nasional secara serentak, pada tanggal 21 MEI 2008 dan 1 JUNI 2008, kepung pusat kekuasaan dan duduki. Di Jakarta : Ayo Bersatu Kepung dan Duduki Istana.
- Bangun Persatuan Gerakan Rakyat Melawanan Penjajahan secara Nasional sebagai embrio Pemerintahan Rakyat, menuju merdeka 100%
Anwar “sastro” Ma’ruf,
Koordinator Badan Pekerja Nasional Aliansi Buruh Menggugat (BPN ABM),
Koordinator Front Pembebasan Nasional
No comments