Manipulasi Kapitalisme atas Krisis Infrastuktur (1)
Unknown
04:52
1
Di masa krisis keuangan saat ini, salah satu sektor yang dianggap penting dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah sektor infrastuktur. Sehingga membuat penyediaan pembangunaninfrastruktur menjadi tujuan investasi internasional untuk mencari keuntungan. Dana-dana yang mengalami kejenuhan dalam pasar keuangan kemudian kemudian beralih ke sektor infrastuktur dan menjadi dasar bagi tumbuhnya pasar keuangan yang baru.
Paradigma penyediaan barang publik seperti infrastruktur telah bergeser secara mendasar, yang sebelumnya merupakan tanggung jawab negara menjadi tanggung jawab sektor swasta. Infrastruktur yang seharusnya dibiayai dengan pajak yang dibayarkan oleh rakyat, saat ini justru akan diserahkanpemerintah kepada investor swasta dan melibatkan investasi publik. Infrastruktur akan dijadikan sebagai strategi untuk memobilisasi dana massa ke dalam pasar keuangan melalui bank-bank investasi dan bursa saham.
Pasar infrastruktur dijadikan dasar dalam menggerakkan kembali sektor manufaktur yang berasal daripertambangan, besi baja, dan otomotif yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami gejalaoverproduksi dan underconsumption. Sebagaimana kita ketahui bahwa negara-negara penghasil besi baja utama seperti China, India, AS, Korea, Jepang, dan Eropa telah kehilangan pasar secara signifikan. Masing-masing negara penghasil besi baja tersebut berusaha memburu pasar dunia dengan sekuat tenaga diantaranya menggunakan instrumen perdagangan bebas.
Selain itu pasar infrastuktur akan membantu pemulihan sektor keuangan yang juga mengalami kebangkrutan. Dana-dana yang berputar dalam pasar keuangan yang saat ini mengalami kemandekan dan menyebabkan perekonomian cenderung bergerak negatif akibat tidak adanya ekspektasi baru, maka nantinya akan kembali dapat digairahkan.
Hal ini mengingat besarnya dana yang diperlukan dalam rangka pembangunan infrastruktur yang sangat besar dan diharapkan dapat memulihkan ekonomi global khususnya pasar keuangan. Mengutip dari CIBC World Markets 2009, perkiraan biaya pada pekerjaan umum akan menghabiskan hingga lebih dari USD 35 triliun pada periode 2010-2030. Sementara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memperkirakan bisa menjadi USD 71 triliun total pengeluaran selama 20 tahun ke depan. Sementara itu Booz Allen Hamilton, in a 2007 report[1], memperkirakan kebutuhan investasi yang disebutnya sebagai modernisasi system usang “modernize obsolescent systems” yangmembutuhkan dana besar bagi pembangunan infrastruktur jaringan global antara 2005 sampai 2030 dapat mencapai US $ 41 trilliun.
Berikut ini data kebutuhan dana infrastruktur global berdasarkan geografi dan sektor sebagai berikut[2]:
Estimasi Kebutuhan Dana Infrastruktur Global Berdasarkan Geografi dan Sektor
No
|
Kawasan
|
Kebutuhan dana Infrastuktur
|
1
|
Middle East
|
$0.9 trillion
|
2
|
Africa
|
$1.1 trillion
|
3
|
US/Canada
|
$6.5 trillion
|
4
|
South America/Latin America
|
$7.4 trillion
|
5
|
Europe
|
$9.1 trillion
|
6
|
Asia/Oceania
|
$15.8 trillion
|
SEKTOR
|
Jumlah
| |
1
|
Water and wastewater
|
$22.6 trillion
|
2
|
Power
|
$9.0 trillion
|
3
|
Road and rail
|
$7.8 trillion
|
4
|
Airports/seaports
|
$1.6 trillion
|
Sumber : Booz Allen Hamilton, in a 2007 report
Besarnya kebutuhan dana infrastruktur tersebut akan mendorong perbankan internasional mengambil peran besar dalam menyediakan dana yang diperlukan bagi kebutuhan investasi infrastruktur. Lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF), World Bank (WB) dan Asian Developmnet Bank (ADB), berlomba-lomba menyediakan dana yang besar dalam rangka mendukung sektor infrastruktur. Selain itu bank-bank milik pemerintah negara maju seperti Japan Bank for International Cooperation (JBIC) siap membiayai perusahaan-perusahaan nasional Jepang untuk melakukan investasi infrastruktur di luar negeri.
Demikian pula halnya dengan bank investasi terkemuka seperti JP Morgan yang merupakan lembaga keuangan yang memiliki 20,000 clients, termasuk corporations, governments, states, municipalities, health-care organizations, education institutions, banks and investors, dan beroperasi di sekitar lebih dari 100 negara, telah menyediakan layanan lengkap dalam memberikan fasilitas keuangan dalam pembangunan infrastuktur dan tinggal menunggu saat yang tepat untuk mengarahkan dana mereka dalam investasi tersebut.
Dari penjelasan diatas maka diperoleh keterangan bahwa krisis keuangan bukanlah tentang kelangkaan sumber keuangan global, namun stagnasi dalam pasar keuangan sehingga dibutuhkan peluang investasi baru dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi bagi upaya menggerakkan sektor keuangan itu sendiri dan menggerakkan kembali perekonomian global yang mengalami stagnasi mendalam akibat krisis global sejak 1998 lalu.
Peran Rezim Internasional
Dalam berbagai pertemuan internasional isu infrastruktur semakin intensif dibicarakan. G20 yang beranggotakan 20 negara dengan PDB terbesar di dunia menjadikan investasi infrastruktur sebagai fokus utama dalam perundingan. G20 hendak menetapkan skema penyediaan dan pembiayaan inftasruktur dalam rangka menolong krisis.
Salah satu keputusan penting G20 pada Juli 2012, dalam inftasruktur adalah merancang lembaga pembiayaan infrastuktur. Keberadaan lembaga pembiayaan infrastruktur ini merupakan kunci dari pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Dalam dokumen G20 dikatakan bahwa “investment in infrastructure is critical for sustained economic growth, poperty reduction and job creation. Deklarasi tersebut memandang penting keberadaan multilateral development bank terkait dengan pembiayaan infrastruktur tersebut. Kebutuhan dana infrastruktur diperkirakan sangat besar. Perdana Menteri India Manmohan Singh menyatakan untuk negara berkembang saja kebutuhan dapat mencapai USD 1 triliun dalam lima tahun mendatang. (Canadian.com. 6, 2012)
Selanjutnya dalam pertemuan APEC yang berlangsung di Rusia beberapa waktu lalu juga menjadikan isu infrastruktur sebagai tema pembahasan utama. APEC berangotakan 21 negara dan lembaga keuangan internasional seperti Asian Development Bank (ADB), Inter Americant Development Bank, World Bank, International Monetary Fund (IMF) dan berbagai institusi bisnis lainnya. Pertemuan ini menyepakati bahwa akselerasi investasi infrastruktur merupakan strategi penting dalam menjawab pembangunan berkelanjutan di region Asia Pasifik. Dikatakan bahwa pembiayaan publik dan swasta merupakan jalan yang penting untuk mendukung investasi infrastruktur.
China sebagai salah satu anggota APEC membuat ekspektasi yang besar dalam pengembangan infrastruktur. China mengajukan empat proposal besar terkait dengan infrastruktur yakni ; 1) Pertama, mempercepat pembangunan infrastruktur untuk memperkuat landasan pembangunan. Kedua, kawasan Asia-Pasifik harus meningkatkan konektivitas dan efisiensi dari rantai pasokan (suplay chain)untuk menjamin kelancaran fungsi infrastruktur, ketiga wilayah tersebut harus memperdalam reformasi struktur investasi untuk berbagi peluang dalam pembangunan infrastruktur. Keempat, kawasan Asia-Pasifik harus memperkuat pertukaran dan kerjasama untuk bersama-sama mempromosikan konektivitas regional. [3]
Selanjutnya Indonesia sebagai mana dikemukakan oleh Presiden SBY dalam pertemuan APEC menyakan membutuhkan dana sekitar USD 500 miliar atau sekitar Rp 5.000 triliun untuk kebutuhan membangun infrastruktur. SBY menyatakan Indonesia telah mempersiapkan project MP3EI dalam rangka memfasilitasi masuknya modal utnuk melakukan investasi membangun infrastruktur melalui skema Public Private Partnership (PPP). (Indii.co.id, investor daily 10 september 2012).
Bersambung ke: manipulasi-kapitalisme-atas-krisis (2)....
Bersambung ke: manipulasi-kapitalisme-atas-krisis (2)....
KABAR BAIK!!!
ReplyDeleteNama saya Mia.S. Saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. Beberapa bulan yang lalu saya tegang finansial, dan putus asa, saya telah scammed oleh beberapa pemberi pinjaman online. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal disebut Ibu Cynthia yang meminjamkan pinjaman tanpa jaminan dari Rp800,000,000 (800 JUTA) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tekanan atau stres dengan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah saya diterapkan untuk dikirim langsung ke rekening saya tanpa penundaan. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman dalam bentuk apapun, silahkan hubungi dia melalui emailnya: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya ladymia383@gmail.com dan miss Sety yang saya diperkenalkan dan diberitahu tentang Ibu Cynthia dia juga mendapat pinjaman dari Ibu Cynthia baru Anda juga dapat menghubungi dia melalui email nya: arissetymin@gmail.com Sekarang, semua yang saya lakukan adalah mencoba untuk bertemu dengan pembayaran pinjaman saya bahwa saya kirim langsung ke rekening bulanan.