sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Trafficking: Tergiur Jadi Guru Honorer, 3 Perempuan Dijual


Unknown 20:36 0

Trafficking: Tergiur Jadi Guru Honorer, 3 Perempuan Dijual
Trafficking Manokwari
KORANMIGRAN - MANOKWARI, Karena tergiur dengan tawaran akan dijadikan sebagai pegawai honor di Distrik Wamare, Manokwari, Papua Barat, tiga perempuan asal Ambon, menjadi korban Trafficking atau korban penjualan orang.

Septian Watimena (26), Deby Father (23) dan Price Pikaula (22), dikirim dari Ambon, tanggal 7 Februari lalu oleh Elisabeth Talutu yang saat ini sudah diamankan di Polres Ambon. Elisabeth merupakan ibu rumah tangga yang tinggal dan menikah di kampung Warmare.

Saat membuat laporan polisi di Polres Manokwari, Selasa (13/3) malam, Debby dan Septian mengaku mereka awalnya tidak mengira akan dinikahkan dengan orang yang membayar uang berjumlah Rp30 juta per orang kepada Elisabeth.

Selain Elisabeth, aparat Polres Ambon juga saat ini tengah memburu dua orang lainnya yang diduga sebagai kaki-tangan Elisabeth, Koce dan Heriana Talatu.

“Ketiganya ditawari sebagai guru honor dengan bayaran Rp950 ribu per bulan,” jelas Kapolres Manokwari, AKBP Agustinus Supriyanto via ponselnya kepada wartawan. 

Saat tiba di Manokwari, mereka juga dilarang untuk menghubungi keluarga dan orang terdekat lewat HP. Mereka juga bahkan dilarang berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak mereka kenal, selain keluarga yang sudah ditentukan sebagai tempat tinggalnya di Manokwari. Karena tidak terima, keduanya lalu memutuskan untuk melarikan diri ke Manokwari.

“Kita juga masih mencari keberadaan satu korban lainnya, Price yang menurut informasi dibawa ke distrik Minyambouw,” ujar kapolres.

Kepada wartawan pula, Debby mengaku terpukul dan kaget saat orang yang ditunjuk untuk tinggal serumah denganya mengatakan harus menikahi dirnya. Orang tersebut juga mengancam ketiganya untuk mengganti uang tiket yang telah dipakai untuk datang ke Manokwari.

“Katanya kita bertiga harus ganti uang tiket dulu kalau mau pulang ke Ambon,” ujarnya.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.