sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » BMI Sulut Didominasi Perempuan


Unknown 21:11 0


Jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI) yang bekerja di luar negeri sepanjang tahun 2011 lalu sebanyak 224 orang. Jumlah ini kebanyakan didominasi oleh BMI perempuan.

Demikian data yang disampaikan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Manado, Jefry Sigar, Kamis (8/3). “Perempuan yang menjadi TKI ada 201 orang dari jumlah keseluruhan di tahun 2011 lalu yakni 242,” ucapnya.

Ia menambahkan, secara year on year jumlah BMI asal Sulut mengalami peningkatan. Februari 2011 jumlah BMI asal Sulut hanya 12 orang naik menjadi 24 orang di bulan Februari 2012.

Sigar menuturkan sebenarnya angka ini lebih tapi ada warga yang menjadi BMI dari perusahaan tidak resmi. “Datanya sebenarnya banyak. BMI asal Sulut kebanyakan bekerja di negara Singapura, Malaysia, Hongkong termasuk juga Brunei Darusallam , Afrika dan negara lainnya,” katanya.


Masih Mengalami Kekerasan

Jefry Sigar, mengatakan kadang kala BMI diperlakukan tidak baik oleh Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS).

“Ada BMI yang semestinya berada di Hongkong, tapi dibawa ke Macau. Kalau sudah berada di Macau berarti statusnya menjadi ilegal, karena ijin kerjanya berada di Hongkong,” kata Sigar.

Dia menambahkan, beberapa pekan kasus seperti ini terjadi pada seorang BMI, dimana ketika terjadi perselisihan dengan majikan, BMI dibawa oleh agen ke Macau. “Kami menduga ini adalah trik agen agar BMI tersebut dibawa ke Macau,” tandasnya.

Dia mengatakan, ketika terjadi perselisihan dengan majikan atau agen, hendaknya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berada di negara tersebut dapat menjadi rumah bagi BMI untuk mendapatkan perlindungan.

Jangan sekali-kali ketika terjadi perselisihan berkaitan dengan hubungan kerja, lari ke agen untuk mendapatkan perlindungan. “BMI yang menjadi korban pada akhirnya mengadu ke BP3TKI karena mendapat perlakuan tidak baik. Setelah terjadi pembicaraan dengan kantor pusat akhirnya BMI dipulangkan dari Macau ke Jakarta. Tidak langsung ke Manado,” bebernya.


Data Disnaker

Data pelaksanaan perekrutan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) Sulut yang tercatat di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulut menunjukkan, BMI yang bekerja di luar negeri berjumlah 133 orang dan tersebar di lima benua. “Wilayah Asia Pasifik mengantongi jumlah BMI terbanyak,” ujar Kepala Disnakertrans Boy Rompas.

Dari sejumlah negara Asia Pasifik yang menjadi tempat tujuan, Singapura dan Hongkong menempati peringkat satu dan dua sebagai daerah terbanyak menampung BMI, diikuti Malaysia di tempat ke tiga. “Untuk Korea, Jepang, Laos, Thailand serta Taiwan hanya berkisar1-2 orang BMI,” tambah Purwanto, Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja.

Ditanyakan tentang masalah apa yang dihadapi BMI, Purwanto mengatakan, sampai saat ini, pihaknya belum mendengar keluhan dari BMI maupun Negara tujuan seperti yang banyak dialami naker di daerah lain. 

Tidak terjadinya masalah tersebut kata Purwanto, karena Sulut selalu mengirim BMI yang memiliki kemampuan kerja serta sudah dibekali dengan ketrampilan berbahasa yang mumpuni. “Orang-orang yang kami kirim telah melewati beragam pelatihan sehingga kemampuan mereka tidak diragukan lagi,” jelasnya.

Dengan cara itu, masalah-masalah yang sering terdengar menyangkut pembayaran gaji dan tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh majikan tidak terjadi. Karena di samping menunjukkan hasil kerja yang baik, BMI juga menjalin komunikasi yang bagus. “Sampai saat ini semua berjalan lancar, keluhan mengenai pembayaran gaji belum terdengar dan mudah-mudahan itu tidak akan terjadi,” pungkasnya

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.