sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Terlilit Hutang, BMI Hong Kong Bunuh Diri


Unknown 17:55 0

Jebakan Hutang
Jebakan Hutan, dok. Photo: istimewa
KORANMIGRAN, HONG KONG - BMI perempuan asal Kabupaten Malang meninggal akibat bunuh diri saat berada di tempatnya bekerja di Hong Kong. Siswanti (40) warga Jalan Kalinyamat, RT08/RW03, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dilaporkan terjatuh dari gedung lantai 21 di Tong Yun Hang Building, Hong Kong, pada Jumat 24 Oktober 2014.

Siswanti diduga bunuh diri karena terlilit utang di penyedia jasa keuangan di Hong Kong. ”Sabtu sore, teman Siswanti telepon saya dari dari Hong Kong. Katanya, Siswanti bunuh diri terjerat utang,” kata adik korban Mutriasih, Senin 27 Oktober 2014.

Lewat sambungan telepon itu, kawan Siswanti yang benama Sugiati menjelaskan kabar meninggalnya Siswanti sudah ramai beredar di internet. Sehari-hari Sugiati bekerja di dekat perumahan tempat Siswanti bekerja.

Dia mengisahkan, majikan Siswanti, Tai Wan Tou tidak melihat Siswanti sepanjang sore itu. Dia pun memeriksa kamar pembantunya yang ternyata kosong dengan jendela terbuka. Curiga pembantunya bunuh diri, Tai Wan Tou lantas memeriksa bagian bawah jendela. Di sana tubuh korban ditemukan tersangkut di kanopi lantai bawah.

Diduga korban bunuh diri lantaran terlilit utang 100.000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp150 juta dari sebuah penyedia jasa keuangan di Hong Kong. “Keluarga tidak tahu masalahnya apa,” kata Mutriasih.

Menurut Murtiasih, korban rutin menelepon keluarga setiap dua minggu sekali. Dalam beberapa kesempatan terakhir korban menyatakan keinginan untuk pulang ke tanah air. “Dia hanya ingin pulang dan sedang mengumpulkan uang untuk uang saku pulang. Tidak pernah curhat masalah lain,” katanya.

Korban telah bekerja di Hong Kong selama empat tahun terakhir. Sebelumnya Siswanti juga sempat merantau di Malaysia selama dua tahun.

Namun diakuinya beberapa bulan terakhir Siswanti tak lagi mengirim uang kepada keluarga di Malang. Siswanti sempat mengaku tidak memiliki uang meskipun tidak menyebutkan masalah tertentu. Dia adalah tulang punggung keluarga bagi satu anak dan satu cucunya, sejak suaminya meninggal sekitar tiga tahun lalu.


Keluarga Tak Diberi Hasil Otopsi

Jenazah Siswanti (40), BMI di Hongkong, asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, telah ada di rumah duka, Kamis (6/11/2014) dini hari, dengan disambut isak tangis pihak keluarga.
Siswanti diduga bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 21 gedung tempatnya bekerja di Tong Yun Hang Building, Hongkong, Jumat lalu. Siswanti bekerja sebagai buruh rumah tangga di gedung tersebut.

Namun, menurut Saturi, adik ipar korban, pihak keluarga telah menerima dokumen berita acara serah terima jenazah dan kontrak kerja serta paspor milik korban.

"Sementara untuk hasil otopsi, belum kami terima," ungkapnya, Kamis (6/11/2014).

Dalam penyerahan jenazah korban itu, juga hadir perwakilan dari pihak perusahaan, yakni PT Eka Jasa Alim Prima, yang memberangkatkan korban ke Hongkong. Dalam berita acara serah terima jenazah, lanjut Saturi, terdapat keterangan bahwa pihak perusahaan telah memberi santunan sebesar Rp 5 juta.

"Juga ada keterangan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri," katanya.

Sementara itu, Kasi Penempatan TKI Disnakertrans Malang Sukardi mengatakan bahwa pihak perusahaan telah mengaku sudah menyerahkan semua dokumen kepada pihak keluarga, termasuk rekam medis maupun hasil otopsi dari aparat terkait di Hongkong.

"Namun, setelah dicek oleh kami, hasil otopsi ternyata tidak ada. Pihak keluarga tidak menerimanya. Hal semacam ini sudah biasa terjadi dan kemungkinan hasil otopsi itu dibawa oleh pihak perusahaan yang memberangkatkannya," katanya.

Sementara itu, saat jenazah sudah ada, pihak keluarga berusaha membuka peti jenazah untuk mengetahui kondisi jenazah. Namun, pihak keluarga hanya bisa membuka peti jenazah lapisan luarnya saja. Sebab, diketahui peti jenazah berlapis-lapis.

Jenazah janda satu anak itu langsung dimakamkan
sekitar pukul 01.15 WIB di tempat pemakaman umum desa setempat.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.