Menolak Lupa!
Unknown
23:44
0
PETISI MENGGUGAT PENGUASA: MENOLAK LUPA !!
(Sewindu
meninggalnya “sang martir” Kemanusiaan-MUNIR)
Hari ini Anggie
mendengarkan putusan hukuman pengadilan atas kasus korupsi-suap wisma atlet.
Kemarin begitu gencar kita mendengar tentang kasus korupsi di lingkukangan
kepolisian yang menyeret beberap jendral atas kasus korupsi simulator SIM.
Namun kita lupa, kasus Gayus belum selesai. Kasus Century masih bungkam karena
dilupakan. Kasus Nazarudinpun demikian. Dugaan korupsi yang melibatkan beberapa
petinggi partai Demokrat seperti yang disaksikan oleh para saksi di persidangan
Anggie dan Nazar juga hanya sekedar nazar dan kemudian dilupakan.
Ini baru kemarin,
tapi begitu cepat dilupakan. Apalagi belasan tahun yang lalu. Tidak hanya
mencuci tangan tapi dilupakan bahkan dikurbur dalam liang lahat kematian para
pejuang kemanusiaan. Kita ingat pada tahun 1998, banyak mahasiswa yang hilang:
diculik dan dan ditembak mati. Tapi apa yang diterima, suara teriak
mengingatkan penguasa, tetesan air mata bunda negeri ini seakan tak mampu
menggetarkan nadi nurani kemanusiaan para penguasa untuk membongkar aib
kekejaman negeri ini, tapi malah berdalih dan mencuci tangan; itu salah tembak,
itu di luar kontrol yang kemudian secara perlahan namun pasti sepasti kebusukan
mereka melupakan nilai hidup manusia yang mati di tangan kejam para penguasanya
sendiri.
Inipun baru kemarin,
belum setua usia Republik ini, belum seuban rambut para pemimpin negeri ini.
Baru Delapan (8) tahun, baru usia Sekolah Dasar kalau boleh dibilang demikian.
Namun juga sudah dilupakan oleh para penguasa negeri ini yang sibuk mengurus
soal pornografi, yang latah dengan rok mini, yang sibuk dengan mengurus
bangunan jembatan, pelabuhan dan mercusuar simbol kesombongan mereka. Yah bagi
kita yang masih punya nurani kemanusiaan tentu tidak lupa dengan seorang
‘martir” kemanusiaan Indonesia ini yaitu Sahabat Munir yang meninggal akibat
“diracun” dalam perjalanannya menuju Amsterdam untuk melanjutkan studinya
dengan pesawat Garuda. Kita tidak pernah lupa akan kegigihan perjuangan Sahabat
Munir demi memanusiakan manusia Indonesia, demi keadilan dan kebenaran yang kini
telah dibunuh secara kejam oleh para penguasa. Dan kita tidak pernah lupa
dengan sebuah kebiadaban para penguasa negeri ini yang tidak punya rasa terima
kasih pada Sang Anak Bangsa: Sahabat Munir yang justru sedang berjuang
mengembalikan wajah bangsa ini kepada aura kemanusiaan, keadilan dan kebenaran
tapi justru dibalas dengan pengkhianatan dan “pembunuhan” oleh kompolotan oknum
penguasa yang tidak menghendaki adanya kemanusiaan, keadilan dan kebenaran
hidup di negeri ini, yang tetap membiarkan wajah kejam negeri ini di seluruh
senatero bangsa.
Langkah kaki sang
istri: Suciwati masih kuat, suara sang istri belum parau...tangan juang ini
belum turun dan suara kemanusiaan belum mati. Kami tidak lupa dan tidak akan
pernah lupa akan darah segar perjuangan Sahabat Munir, akan suara lantang
Sahabat Munir dan akan Jiwa juang Sahabat Munir memanusiaakan manusia negeri
yang disebut Indonesia, untuk keadilan dan kebenaran di negeri yang sombong dan
menari di atas kerakusan, keserakahan dan ketidakadilan serta ketidakbenaran
dalam sarung korupsi dan kekerasan, dalam topeng pengrusakan lingkungan hidup
yang menjadikan negeri paling rakus nomor satu dunia.
Kami tidak lupa,
meski engkau penguasa yang berdendang di atas “tengkorak mayat-mayat” hidup
insan negeri ini dengan mudah melupakan perjuangan sang martir kemanusiaan
bangsa ini: SAHABAT MUNIR... Oleh karena itu kami sepakat, rakyat yang muak
dengan janji palsumu, menolak dan melawanmu dalam satu kata: MENOLAK LUPA...
untuk tidak melupakan penuntasan kasus pembunuhan Sang Pahlawan kemanusiaan,
Martir kemanusiaan bangsa.
No comments