Kecelakaan, TKI Asal Semarang Tewas di Malaysia
Unknown
11:52
0
SBMI, SEMARANG, - Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Semarang meninggal di Malaysia, sepekan lalu, Rabu (21/11) pukul 04.00 waktu setempat setelah menjalani perawatan selama 12 jam di rumah sakit. Nur Fathoni (21), meninggal setelah mengalami kecelakaan di jalan tol Johor Baru Malaysia sepulang kerja menuju rumah singgah.
Warga RT 3 RW 3 Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat ini diperkirakan mengalami pendarahan di kepala, sehingga saat terjatuh dari mobil bak tertutup koma selama perawatan.
Saat itu, sepulang kerja pada pukul 16.00 waktu setempat, mobil yang juga ditumpangi lima saudara Fathoni lainnya menabrak median tol. Ban mobil diduga selip sehingga saat kabut turun berberengan dengan hujan lebat, sopir tak bisa mengendalikan laju mobil.
Toni, saat kecelakaan terjadi, diduga duduk di bagian belakang mobil, sehingga mengalami luka paling parah. "Saudara Dek Toni lainnya hanya luka-luka saja," kata ayah Fathoni, Supardi (63), di rumah duka, Selasa (27/11).
Proses pemulangan jenazah TKI ini tergolong cepat, karena saksi mata langsung didapat dari saudara Toni yang ikut rombongan. "Semua sudah diurus oleh pemilik perusahaan penyalur anak saya hingga diterbangkan ke sini," katanya.
Menurut Supardi, anak kelahiran Semarang 28 Juni 1991 ini bekerja di sebuah perusahaan pengolahan pasir besi selama tujuh bulan. "Tugasnya mengecek kandungan besi di dalam pasir menggunakan alat tertentu. Beruntung pemilik perusahaan bertanggungjawab dengan memenuhi semua hak-hak anak saya. Kami ucapkan terima kasih," ujarnya. (suaramerdeka.com)
Warga RT 3 RW 3 Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat ini diperkirakan mengalami pendarahan di kepala, sehingga saat terjatuh dari mobil bak tertutup koma selama perawatan.
Saat itu, sepulang kerja pada pukul 16.00 waktu setempat, mobil yang juga ditumpangi lima saudara Fathoni lainnya menabrak median tol. Ban mobil diduga selip sehingga saat kabut turun berberengan dengan hujan lebat, sopir tak bisa mengendalikan laju mobil.
Toni, saat kecelakaan terjadi, diduga duduk di bagian belakang mobil, sehingga mengalami luka paling parah. "Saudara Dek Toni lainnya hanya luka-luka saja," kata ayah Fathoni, Supardi (63), di rumah duka, Selasa (27/11).
Proses pemulangan jenazah TKI ini tergolong cepat, karena saksi mata langsung didapat dari saudara Toni yang ikut rombongan. "Semua sudah diurus oleh pemilik perusahaan penyalur anak saya hingga diterbangkan ke sini," katanya.
Menurut Supardi, anak kelahiran Semarang 28 Juni 1991 ini bekerja di sebuah perusahaan pengolahan pasir besi selama tujuh bulan. "Tugasnya mengecek kandungan besi di dalam pasir menggunakan alat tertentu. Beruntung pemilik perusahaan bertanggungjawab dengan memenuhi semua hak-hak anak saya. Kami ucapkan terima kasih," ujarnya. (suaramerdeka.com)
No comments