BNP2TKI Gerebek Kontrakan TKI Ilegal
Unknown
02:55
0
Sebanyak 13 TKW ditemukan di lokasi penampungan
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menggerebek sebuah kamar kontrakan yang diduga menjadi tempat penampungan TKI ilegal. Dalam penggerebekan tersebut, aparat menemukan sebanyak 13 calon TKI perempuan yang dijanjikan akan diberangkatkan ke Jordania.
Saat ini, aparat telah mengevakuasi ke 13 calon TKI yang sebagian besar berasal dari Jawa Barat tersebut ke BP3TKI (Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI).
"Janjinya Kami akan diberangkatkan besok, tapi alasan mereka visa belum keluar juga," kata salah seorang calon TKI asal Majalengka, Enok (38), di lokasi penggerebekan, Condet, Jakarta Timur, Rabu, 21 Desember 2011.
Enok menuturkan, dia pernah bekerja bekerja di Arab Saudi tahun 2003 hingga 2005 lalu. Selama di tempat penampunggan, Enok mengaku tidak pernah mendapatkan pelatihan persiapan ke tempat tujuannya. Hampir selama 3 bulan terakhir, dirinya hanya berdiam diri.
"Mungkin kami tidak mendapat pelatihan karena mereka tahu kami pernah menjadi TKI, jadi ya tidak perlu dilatih,” tuturnya
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebagian para TKI ini sudah menempati kamar kos berukuran 6x5 meter kurang lebih 1 bulan yang lalu. Bahkan ada diantara mereka yang sudah tinggal hingga 3 bulan.
Pengalaman yang tidak jauh berbeda juga dirasakan oleh Koimah (28), calon TKI asal Sukabumi. Dia bercerita pernah tertipu oleh perusahaan yang berjanji akan memberangkatkannya ke Kuwait.
"Tapi di jalan yang berangkat cuma dua orang, saya merasa tertipu," ungkapnya
Di tempat sama, Kasubdit Pencegahan TKI Ilegal BNP2TKI Kombes Pol Yunarlim Munir menegaskan, penggerebekan agensi TKI ilegal di Condet ini merupakan hasil pengembangan dari pengungkapan bulan lalu di Kepulauan Riau.
Yunarlim menambahkan, pada waktu itu BNP2TKI telah berhasil menggagalkan 230 calon TKI yang rencananya diberangkatkan ke Arab Saudi melalui Malaysia. "Mereka dikirimkan lewat perairan di Batam ke Malaysia. Nanti di Malaysia dibuatkan visa untuk ke Arab Saudi," tegasnya
Berdasarkan hasil pengembangan kasus tersebut, Yunarlim mendapatkan satu agensi ilegal yang nantinya akan memberangkatkan TKI ke Yordania.
"Janjinya Kami akan diberangkatkan besok, tapi alasan mereka visa belum keluar juga," kata salah seorang calon TKI asal Majalengka, Enok (38), di lokasi penggerebekan, Condet, Jakarta Timur, Rabu, 21 Desember 2011.
Enok menuturkan, dia pernah bekerja bekerja di Arab Saudi tahun 2003 hingga 2005 lalu. Selama di tempat penampunggan, Enok mengaku tidak pernah mendapatkan pelatihan persiapan ke tempat tujuannya. Hampir selama 3 bulan terakhir, dirinya hanya berdiam diri.
"Mungkin kami tidak mendapat pelatihan karena mereka tahu kami pernah menjadi TKI, jadi ya tidak perlu dilatih,” tuturnya
Informasi yang dihimpun menyebutkan, sebagian para TKI ini sudah menempati kamar kos berukuran 6x5 meter kurang lebih 1 bulan yang lalu. Bahkan ada diantara mereka yang sudah tinggal hingga 3 bulan.
Pengalaman yang tidak jauh berbeda juga dirasakan oleh Koimah (28), calon TKI asal Sukabumi. Dia bercerita pernah tertipu oleh perusahaan yang berjanji akan memberangkatkannya ke Kuwait.
"Tapi di jalan yang berangkat cuma dua orang, saya merasa tertipu," ungkapnya
Di tempat sama, Kasubdit Pencegahan TKI Ilegal BNP2TKI Kombes Pol Yunarlim Munir menegaskan, penggerebekan agensi TKI ilegal di Condet ini merupakan hasil pengembangan dari pengungkapan bulan lalu di Kepulauan Riau.
Yunarlim menambahkan, pada waktu itu BNP2TKI telah berhasil menggagalkan 230 calon TKI yang rencananya diberangkatkan ke Arab Saudi melalui Malaysia. "Mereka dikirimkan lewat perairan di Batam ke Malaysia. Nanti di Malaysia dibuatkan visa untuk ke Arab Saudi," tegasnya
Berdasarkan hasil pengembangan kasus tersebut, Yunarlim mendapatkan satu agensi ilegal yang nantinya akan memberangkatkan TKI ke Yordania.
"Ini jelas ilegal, karena agensi tidak terdaftar di BNP2TKI dan para pekerja tidak memegang KTKLN (Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri)," ungkapnya
Agensi tersebut, sambung Yunarlim, dioperasikan oleh pasangan suami dan istri. Sang suami sendiri berasal dari Yordania, sedangkan sang istri sendiri adalah mantan TKW yang pernah bekerja menjadi sekretaris di sebuah agensi tenaga kerja di Yordania.
"Saya tidak tahu situasi di sini (Indonesia) kalau sudah tidak bisa mengeluarkan visa," bantah Raed (40), yang menjadi agensi.
Saat ini rencananya, ke 13 tenaga kerja tersebut dibawa ke BP3TKI di Ciracas, Jakarta Timur untuk dimintai keterangan dan mereka dikembalikan ke daerah asal. Sementara dua orang bos agensi diperiksa BNP2TKI. (viva)
No comments