Frans dan Dharry Tulang Punggung Keluarga
Unknown
10:26
0
Hartino, Ayah Frans dan Dharry |
SBMI, PONTIANAK - Kakak beradik Frans Hiu, 22, dan Dharry Frully Hiu, 20, TKI asal Kota Pontianak yang divonis hukum mati di Malaysia merupakan tulang punggung keluarga. Kedua putra pasangan Hartino, 55, dan Suriana, 52, mempunyai dua orang adik laki-laki, yaitu Apriady dan Fredy.
Ketika awak media ini mendatangi kediamannya di Jalan Selat Sumba 3 Gang Mantuke RW 13/RT 02 Kelurahan Siantan Tengah Pontianak Utara tepatnya rumah nomor 10 dalam keadaan sepi dan tertutup rapat. Setelah berusaha masuk disambut oleh anaknya dan tidak berkomentar sedikit pun. Begitu juga ibunya yang keluar dan mengatakan tidak mau mengatakan apa pun. Berkat bantuan dari tetangga akhirnya wartawan diperbolehkan masuk dan menanyakan langsung kondisi anaknya.
“Saya belum pernah mengadu ke mana-mana. Tidak ada pemberitahuan dari mana kecuali bosnya di Malaysia. Pemerintah juga tidak ada bantu,” ungkap bapak kakak beradik tersebut, Hartino, kepada wartawan, kemarin.
Jadi selama dua tahun sudah kasus menimpa anaknya belum pernah diberitahukan kepada orang lain. Termasuk pada tetangga dan aparat pemerintah yang ada.
Ketua RW 13 Prabawa mengatakan baru mengetahui kemarin (Jumat, 19/10) setelah beli koran. Dari situlah baru mengetahui bahwa warganya ada yang divonis hukuman mati di Malaysia.
“Kejadiannya sudah dua tahun yang lalu. Katanya sudah minta bantuan sama bosnya di sana minta pembelaan. Sudah diketok palu divonis mati,” kata Prabawa.
Ia merasa sangat kaget. Apalagi selama ini keluarganya tidak pernah bercerita apalagi lapor. “Kalau ada kita bisa minta bantuan. Keduanya pergi juga secara ilegal. Bapaknya seorang pekerja swasta,” katanya.
Lanjutnya, keluarganya dalam bergaul biasa-bisa saja. Dia tidak pernah bilang anaknya dapat hukuman. Jadi keluarganya sangat tertutup.
Di tempat yang sama teman Frans seangkatan ketika masih sekolah di SMK Abdi Agape Pontianak, Didi, mengatakan anaknya lucu dan ceria. Ia mengakui tidak tahu keduanya mau pergi ke Malaysia.
“Waktu kejadian sudah pernah dengar isu. Kemudian baru-baru ini dapat broadcast dari BBM. Kaget banget dan kawan-kawan sudah dikasih tahu semua,” ujarnya.
Frans merupakan angkatan tahun 2008 di SMK Abdi Agape Pontianak yang tak jauh dari kediamannya. Kemarin terlihat juga ada kepala sekolah tempat ia sekolah dulu, Nasarius STH.
Pihak keluarga dan para tetangganya berharap besar dengan bantuan pemerintah supaya kasus kedua anaknya bisa diringankan. Segera ada tindakan dari pemerintah pusat maupun daerah. Apalagi kalau dikaji keduanya tidak melakukan kesalahan dengan sengaja melainkan membela diri.
No comments