Mahasiswa Kecam Intervensi AS Terhadap Venezuela
Unknown
21:21
0
Protes Intervensi AS Terhadap Venezuela |
SBMI, JAKARTA - Pernyataan Menlu Jhon Kerry melalui situs resmi Pemerintahan AS yang menyebutkan bahwa tak ada demokrasi di Venezuela terus mendapat protes dan reaksi keras dari berbagai pihak. Pernyataan itu dikecam karena dipandang sebagai bentuk intervensi terhadap Venezuela.
Di Jakarta, Jumat (21/2/2014) di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, sejumlah organisasi mahasiswa menumpahkan protes tersebut melalui bentuk aksi. Dalam aksinya ini, mahasiswa juga memberikan dukungan terhadap Pemerintahan Bolivia.
Aksi yang menamakan diri “Gerakan Global Solidaritas untuk Revolusi Bolivarian” tersebut diikuti oleh beberapa elemen mahasiswa. Di antaranya seperti EN LMND, Perempuan Mahardhika, PP PMKRI, PB HMI, Formasi Isip, dan SBMI. Selain itu juga tampak Hamas Unas, Pembebasan, PKBI, Semar UI dan beberapa elemen buruh.
Menurut mereka, selain pernyataan Menlu AS tersebut merupakan bentuk campur tangan yang berlebihan pemerintahan AS terhadap Venezuela. Selain itu, mahasiswa juga menilai bahwa demokrasi di Venezuela tetap berkembang dengan baik dan Pemerintahan Nicholas Maduro sama sekali tidak melakukan upaya pengekangan terhadap demokrasi.
"Buktinya pers di Venezuela tidak dibredel oleh pemerintah. Padahal di sana ada tiga media yang berdiri sebagai oposisi dari pemerintah," kata Ketua EN LMND, Lamen dalam orasinya.
Lamen menjelaskan bahwa aksi yang digelar ini semata-mata bentuk dukungan terhadap Presiden Nicholas Maduro yang sedang dirongrong oleh oposisi. Rongrongan ini dilatarbelakangi oleh kepentingan Amerika Serikat.
Dalam orasinya, mahasiswa juga menyebut bahwa sejak 1998 ketika pendukung revolusi Bolivarian memenangkan Hogo Chaves dalam pemilu yang demokratis. Mahasiswa juga mengecam berbagai publikasi yang memberitakan kebohongan yang memeri kesan bahwa Nicholas Maduro melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa pro-oposisi yang melakukan kudeta.
"Venezuela sebagai negara berdaulat telah menerapkan demokrasi dan partisapasi rakyat dalam pengambilan kebijakan negara, dan bahkan Venezuela adalah negara dengan angka partisipasi pemilih paling tinggi di Amerika Latin," kata Ketua PP PMKRI Lidya Natalia, yang juga turut terlibat dalam aksi protes tersebut.
Aksi ini dikawal oleh puluhan aparat kepolisian, dan berjalan dengan tertib. Setelah membagikan selebaran dan berorasi, para mahasiswa pun membubarkan diri. (sayangi.com)
No comments