sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Kontroversi Layanan Menyusui


Unknown 12:10 0


Kontroversi Layanan Menyusui
Hak Menyusui
Jasa menawarkan layanan menyusui orang dewasa membuat banyak warga China marah.

KORANMIGRAN, Shenzhen – Layanan memberi air susu ibu (ASI) menjadi kemewahan baru baru orang-orang kaya di China. Laporan yang mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan menawarkan jasa perawat yang dapat menyusui membuat banyak warga China meluapkan kemarahan dan kejijikannya lewat di media sosial. 


Xinxinyu, sebuah agen jasa rumah tanggu di Shenzhen, kota kaya yang berbatasan dengan Hong Kong, menyediakan perawat yang dapat menyusui bayi yang baru lahir, orang sakit, dan orang dewasa yang mau membayar harga tinggi untuk mendapatkan gizi bari dari ASI itu, menurut Southern Metropolis Daily, Kamis (4/7).


"(Klien) dewasa dapat langsung disusui atau mereka dapat minum ASI yang dipompa dari payudara jika merasa malu," kata pemilik perusahaan Lin Jun, seperti dikutip Southern.

Untuk menyusui orang dewasa, para perawat tersebut dibayar sekitar 16.000 yuan atau sekitar Rp25,920.000 per bulan. Ini empat kali lipat dari upah rata-rata perawat di Negeri Tirai Bambu. Dan, para perawat “yang sehat dan berpenampilan menarik” dapat menerima duit yang lebih besar, menurut laporan tersebut.


Memang, ada kepercayaan tradisional di beberapa wilayah China bahwa ASI adalah nutrisi terbaik dan paling mudah dicerna oleh orang sakit.


Meski begitu, pemberitaan jasa menyusui ini tak urung memicu perdebatan di media massa dan media sosial. Kebanyakan pengguna media sosial mengutuk layanan itu karena dinilai tidak etis.


Cao Baoyin, seorang penulis dan komentator di berbagai media China, bahwa kegiatan ini hanya menambah masalah baru di China. “Memperlakukan perempuan sebagai barang konsumsi dan degradasi moral orang-orang kaya China,” Baoyin menulis di blog-nya.


Regulator di Shenzhen, Kamis, menyatakan telah memerintahkan Xinxinyu untuk menghentikan operasinya dan mencabut izin usahanya untuk beberapa alasan, termasuk lalai melakukan pemeriksaan tahunan. Meski begitu, layanan menyusui tidak termasuk dalam faktor-faktor pelanggaran.


Pejabat perusahaan juga tidak dapat dihubungi AFP ketika diminta berkomentar.

Sore ini, ada hampir 140.000 posting di Sina Weibo, sejenis Twitter di China, yang mengangkat topik ini.


Dalam jajak pendapat online, hampir 90 persen peserta memilih menentang dan mengatakan layanan itu "melanggar nilai-nilai etika". Tidak lebih dari 10 persen orang menganggap menyusi orang dewasa sebagai "praktik bisnis yang normal".


Pengguna bernama White Lotus menulis di Weibo, “Tolong jangan sampai kehilangan rahmat sebagai seorang ibu dan jadi bodoh.” 


Postingan lain dengan sinis mengatakan itu cuma masalah fulus.


"Ini hanya bisnis, tak ada yang salah," kata A Xiao Shuai. "Orang-orang tidak peka soal etika ketika ada uang di atas meja."


Di antara populasi China yang masih nomor wahid di dunia, tingkat menyusui terbilang rendah, hanya 28 persen menurut laporan UNICEF 2012. Ini terjadi karena pembatasan waktu cuti hamil dan pemasaran susu formula yang sangat gencar. 

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.