sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » 82 TKI asal NTT di Deportasi dari Malaysia


Unknown 21:01 0


SBMI, Kupang - Sebanyak 82 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang ditahan aparat kepolisian Malaysia, karena masuk negara itu tanpa dokumen, akhirnya dideportasi kembali ke Kupang, NTT.

Puluhan TKI dideportasi ke Kupang melalui Jakarta menggunakan pesawat Sriwijaya dan Lion Air melalui Bandara El Tari Kupang. Selanjutnya, puluhan TKI itu menjalani pemeriksaan di Polisi Daerah (Polda) NTT untuk mengungkap jaringan sindikat trafficiking itu, Jumat, 8 Februari 2013.

Mereka langsung diamankan oleh Dinas Sosial NTT untuk di data. Selanjutnya, diserahkan ke aparat kepolisian untuk melakukan pemeriksaan.

Direskrim Polda NTT, Sam Kawengean mengatakan, para TKI ini di deportasi dari Malaysia, karena tidak miliki dokumen yang lengkap. Selain itu, kebanyakan dari mereka masih berada di bawah umur. "Kemungkinan TKI ini adalah korban trafficiking atau perdagangan orang," katanya.

Puluhan TKI ini, menurut dia, dikirim oleh 16 Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Karena itu, Polda NTT akan memanggil dan memeriksa direktur 16 PJTKI untuk mengungkapkan jaringan sindikat traficiking. "Kami akan periksa PJTKI yang mengirim para TKI ini," katanya.

Ocha, salah satu TKI mengatakan, mereka di deportasi, karena tidak miliki dokumen. Dia direkrut untuk di pekerjakan di Malaysia sebagai pembantu rumah tangga dengan iming-iming gaji 750 ringgit per bulan. "Kami diiming-iming gaji yang tinggi," katanya.

Dia mengaku dibujuk oleh seorang penyalur tenaga kerja. Apalagi, sebelum diberangkatkan ke Malaysia, orang tuanya diberikan uang sebesar Rp 1 juta oleh agen tersebut. "Saya dibujuk dan orang tua saya diberi uang," katanya.

Usai pemeriksaan para TKI itu ditampung di Dinas Sosial NTT. Para TKI ini tiba di Kupang dalam tiga rombongan, pada Rabu dan Kamis, Pertama dikirim 7 Februari 2013.(tempo)

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.