sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Mudah Cari Kerja, TKI di Malaysia Ogah Pulang ke Indonesia


Unknown 21:12 0

SBMI, KUALA LUMPUR - Ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bermasalah di Malaysia tidak mau kembali ke Indonesia, karena merasa lebih mudah mendapatkan pekerjaan di negeri jiran ini ketimbang harus menjadi pengangguran di kampung halamannya.

"Mereka yang tidak memiliki paspor atau visa masuk ke Malaysia, terpaksa harus 'menyemut' di Kedubes RI di Kuala Lumpur untuk mengurus paspornya agar bisa mendapatkan pekerjaan di Malaysia," kata Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (27/1/2013).

Dubes Herman Prayitno mengemukakan fenomena TKI tersebut ketika menerima Ketua Forum Komunikasi Tenaga Kerja (Forkom Naker) Nusa Tenggara Timur Yoseph Ariyanto Tef'lopo Lu untuk membahas rencana pemulangan 82 tenaga kerja wanita (TKW) asal NTTyang ditahan pihak imigrasi Malaysia sejak 3 Desember 2012.

Para TKW asal NTT ini direlokasi di sebuah lokasi penampungan sementara (shelter) imigrasi di Kuala Lumpur, karena sebagian dari mereka masih di bawah umur sehingga dinilai tak pantas untuk dijadikan sebagai tenaga kerja rumah tangga di negeri serumpun melayu itu.

Persoalan yang dihadapi para TKW asal NTT ini sudah dituntaskan semuanya oleh pihak Kedubes RI untuk Malaysia bersama pihak imigrasi negara itu. Para TKW itu akan dipulangkan ke Indonesia, Senin (28/1), dan akan diantar langsung oleh Duta Besar Herman Prayitno didampingi Ketua ForkomNaker NTT Yoseph Ariyanto Tef'lopo Lu.

Menurut Atase Kepolisian Kedubes RI untuk Malaysia Benni Iskandar, TKI/TKW yang dilaporkan bermasalah itu umumnya dari NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 2011 ketika Malaysia menjalankan program pemutihan atau moratorium.
"Mereka masuk ke Malaysia dengan menyewa perahu milik para nelayan di Batam untuk menerobos masuk ke Johor Baru. Jalur yang mereka lalui adalah Kupang-Surabaya-Batam atau Mataram-Surabaya Batam dengan pesawat terbang," katanya.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.