Duh, 32 Orang TKI Terindikasi HIV
Unknown
21:37
0
SBMI, PURWOKERTO - Sebanyak 32 tenaga kerja Indonesia (TKI) terindikasi tertular HIV dari pemeriksaan di Klinik VCT Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto. Jumlah tersebut tercatat sejak 2006.
"Di VCT RSMS telah ditemukan 32 orang TKI dan keluarganya dengan hasil pemeriksaan HIV reaktif," kata Dewi Nilamsari, S.PSi, konselor VCT RSMS.
Ia menambahkan, pasien itu klien dari laboratorium klinik, datang sendiri dan pasien RSMS.
"Yang menjalani aktif pengobatan ARV sebanyak sembilan orang," kata Dewi dalam paparan seminar ‘Menyelamatkan Keluarga Buruh Migran melalui Peningkatan Pengetahuan Suami Buruh Migran Indonesia (BMI) tentangHIV/AIDS’ di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPMM) Unsoed, Purwokerto, Selasa (22/1/2013).
Dalam paparan selanjutnya, ia menjelaskan transmisi penularan bisa dari lima cara. Yakni, penampungan, tempat kerja, pemerkosaan, aktivitas seksual TKI berisiko dan aktivitas pasangan berisiko.
"Perlu dilakukan pemberian informasi tentang HIV/AIDS pada calon TKI dan pasangannya. Dan juga kerjasama dinas terkait dan PJTKI agar menjadi program wajibn" kata Dewi menjelaskan strategi pencegahan.
Selain Dewi, menjadi pembicara dalam acara tersebut adalah Nasrun Hadi S.Ked dari UGM Yogyakarta dan Drs Hendri Restuadhi, MSi MA. Acara tersebut diadakan Tim Pusat Penelitian Gender, Anak, dan Pelayanan Masyarakat (PPGA-PM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Komisi Penaggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan HIV Cooperation Program Indonesia (HCPI) yang melakukan penelitian tentang perilaku seksual suami BMI ketika ditinggal bekerja keluar negeri oleh istrinya.
Dalam penelitian yang dilakukan, teridentifikasi beberapa persoalan mendasar yaitu diantaranya terdapat perilaku seksual suami BMI yang beresiko dan membahayakan keluarga, antara lain melakukan hubungan seksual selain dengan istri. Peserta diseminasi dan lokakarya sebanyak 100 orang yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Kebumen); Dinsosnakertrans Kabupaten (Banyumas dan Cilacap), Pusat Studi Wanita/Gender yang ada di Kabupaten Banyumas, Paguyuban BMI, Komisi Penanggulangan AIDS daerah (KPAD) di Jawa Tengah, VCT RSUD Banyumas, VCT Puskesmas, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), Media serta para informan di Kecamatan (Gumelar, Sumbang, dan Kalibagor) Kabupaten Banyumas.(tribun)
"Di VCT RSMS telah ditemukan 32 orang TKI dan keluarganya dengan hasil pemeriksaan HIV reaktif," kata Dewi Nilamsari, S.PSi, konselor VCT RSMS.
Ia menambahkan, pasien itu klien dari laboratorium klinik, datang sendiri dan pasien RSMS.
"Yang menjalani aktif pengobatan ARV sebanyak sembilan orang," kata Dewi dalam paparan seminar ‘Menyelamatkan Keluarga Buruh Migran melalui Peningkatan Pengetahuan Suami Buruh Migran Indonesia (BMI) tentangHIV/AIDS’ di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPMM) Unsoed, Purwokerto, Selasa (22/1/2013).
Dalam paparan selanjutnya, ia menjelaskan transmisi penularan bisa dari lima cara. Yakni, penampungan, tempat kerja, pemerkosaan, aktivitas seksual TKI berisiko dan aktivitas pasangan berisiko.
"Perlu dilakukan pemberian informasi tentang HIV/AIDS pada calon TKI dan pasangannya. Dan juga kerjasama dinas terkait dan PJTKI agar menjadi program wajibn" kata Dewi menjelaskan strategi pencegahan.
Selain Dewi, menjadi pembicara dalam acara tersebut adalah Nasrun Hadi S.Ked dari UGM Yogyakarta dan Drs Hendri Restuadhi, MSi MA. Acara tersebut diadakan Tim Pusat Penelitian Gender, Anak, dan Pelayanan Masyarakat (PPGA-PM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, bekerjasama dengan Komisi Penaggulangan AIDS Nasional (KPAN) dan HIV Cooperation Program Indonesia (HCPI) yang melakukan penelitian tentang perilaku seksual suami BMI ketika ditinggal bekerja keluar negeri oleh istrinya.
Dalam penelitian yang dilakukan, teridentifikasi beberapa persoalan mendasar yaitu diantaranya terdapat perilaku seksual suami BMI yang beresiko dan membahayakan keluarga, antara lain melakukan hubungan seksual selain dengan istri. Peserta diseminasi dan lokakarya sebanyak 100 orang yang berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten (Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Kebumen); Dinsosnakertrans Kabupaten (Banyumas dan Cilacap), Pusat Studi Wanita/Gender yang ada di Kabupaten Banyumas, Paguyuban BMI, Komisi Penanggulangan AIDS daerah (KPAD) di Jawa Tengah, VCT RSUD Banyumas, VCT Puskesmas, Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), Media serta para informan di Kecamatan (Gumelar, Sumbang, dan Kalibagor) Kabupaten Banyumas.(tribun)
No comments