sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Tangis Ibunda Tuti Tursilawati: Pak Presiden Tolong Selamatkan Anak Saya


Unknown 12:54 1

Hukuman Mati
Pak Presiden Tolong Selamatkan Anak Saya
KORANMIGRAN, JAKARTA - Tangis Sarniti, ibu kandung Tuti Tursilawati (27), Pekerja Rumah Tangga (PRT) migran asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang akan dieksekusi mati oleh pemerintah Arab Saudi pecah di Press Room DPR RI, Jumat (11 November 2011). Ia tampaknya tidak mampu menahan gundah hatinya akan nasib sang putri yang terancam dipancung di negeri orang.

Kepada awak media di ruangan itu, Sarniti mengharapkan ketegasan pemerintah untuk bisa memulangkan dan menyelamatkan anaknya dari pancungan algojo di Saudi Arabia.

"Saya hanya minta selamatkan anak saya, kembalikan anak saya. Berangkat selamat, pulangnya harus selamat. Cuma itu yang kami minta. Kami minta, dukung kami. Sekali lagi kami mohon selamatkan anak saya, kembalikan anak saya," ungkap Sarniti sambil menangis.

Sarniti meminta pemerintah dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bisa menyelamatkan anaknya tersebut. "Kami minta kepada bapak Presiden, pemerintah, mohon bantuannya agar Tuti diselamatkan. Saya ingin ketemu langsung dengan presiden," kata Sarniti.

"Saya baru tahu anak saya akan dihukum mati dua bulan lalu. Saya mendapatkan kabar dari SBMI. Sakit (hati) setelah mendengar kabar itu," ungkap Sarniti dengan getir.

Ia mengaku terakhir kontak sama Tuti dua minggu lalu. "Tuti cuma nanyain kabar apa saya sehat, Alhamdulillah. Tuti mohon doa dari keluarga," ujar Sarniti lirih.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

1 komentar Tangis Ibunda Tuti Tursilawati: Pak Presiden Tolong Selamatkan Anak Saya

  1. Coba minta bantuan pak jokowi'suruh pak nusron menyelidiki kasusnya lagi

    ReplyDelete

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.