Dua TKI Ditipu dan Disiksa Tekong di Tanjungpinang
Unknown
14:38
0
Korban Trafficking |
KORANMIGRAN, TANJUNGPINANG - Fakta yang menyatakan bekerja di luar negeri enak dan mendapat penghasilan yang besar, masih banyak dipercaya oleh warga negara Indoensia. Namun mereka kadang salah langkah, atau mempercayai tekong TKI yang tidak memiliki PJTKI.
Hal ini dipercayai oleh Mita Marwati (30), janda beranak satu asal Semarang. Mita rela meninggalkan pekerjaanya yang bergaji Rp 3 juta perbulan di Jakarta, demi mengejar ringgit di Malaysia.
Saya dijanjikan kerja di perusahaan dengan gaji 600 ringgit perbulan ditambah tip tiap hari," kata Mira kepada media, Jumat (1/10) di rumah singah engku Putri.
Tetapi apa yang dialami oleh Mita, ia ditelantarkan di Tanjungpinang dan mendapat kekerasan dari pemilik penampungan di Pantai Impian, Tanjungpinang. Ia mengaku dua kali dipukul oleh Asni, seorang tekong yang menampungnya di Tanjungpinang.
Meri menurutkan ia ditawari oleh Erwin untuk bekerja di Malasyia dengan gaji tersebut. Karena diimingi gaji besar dan uang tip yang melimpah, ia rela merogoh kocek Rp 1 juta untuk Erwin.
Namun apa yang terjadi, ia ditelantarkan sejak Mei 2010 di Tanjungpinang dipekerjakan di sebuah rumah tanpa diberi gaji. Akhir lebaran kemarin ia dimasukan kerja di sebuah rumah makan, disinilah kesempatan bagi Mira untuk kabur dan melaporkan diri ke Polsek Tanjungpinang Timur.
"Saya sudah tidak tahan selalu diancam oleh Asni dan dipukuli," kata wanita kurus itu.
Wanita lulusan SMA jurusan IT tersebut mengaku menyesal, karena bekerja di Jakarta ia mendapat hasil yang lumayan. "Saya ingin kembali ke Semarang," kata ibu yang memiliki putra yang masih sekolah taman kanak-kanak itu.
Lain lagi cerita Salmi (45), janda beranak satu asal Boyoli, Jawa Tengah ini ditinggalkan oleh agennya di atas kapal Bukit Raya di pelabuhan Kijang, Bintan. Wanita berambut keriting ini mengaku dijanjikan oleh agenya bernama Pon, untuk bekerja di luar negeri dengan gaji Rp 1,5 juta per bulan. Untuk keberangkatan ke Tanjungpinang ia diminta membayar Rp 1 juta.
"Saya kebingungan saat tidak menemukan bu Pon di kapal, saya turun kapal dan tidur berhari-hari di pelabuhan, kadang disemak atau gubuk yang saya jumpai," aku Salmi. Dia mengatakan setelah beberapa hari berjalan akhirnya ditolong seorang pengojek dan mengantarnya ke kantor polisi di Kijang.
Humas Rumah Singah Engku Putri, Lalu Ahmad Rodiyan mengatakan pihaknya sudah menghubungi Pemda Jawa Tengah. Dan pada Senin mendatang keduanya akan dipulangkan ke kampung halaman.
No comments