Indonesia ajukan kembali perjanjian ekstradisi dengan Singapura
Unknown
21:32
0
Dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dan Singapura yang dihadiri Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong di Istana Bogor, Presiden Susilo Bambang Yudhoyonokembali menekankan pentingnya perjanjian ekstradisi dan pertahanan.
"Saya sampaikan pada Perdana Menteri Lee, ada satu agenda kerja sama yg dulu hampir diberlakukan tapi terhenti, yaitu kerja sama di bidang ekstradisi, sekaligus kerja sama di bidang pertahanan," ujar SBY pada konferensi pers, Selasa (13/3).
Namun, akibat adanya gejolak politik di masing-masing negara membuat perjanjian tersebut terhenti dan vakum selama beberapa tahun. Sehingga, Indonesia kembali mengajukan perjanjian tersebut untuk kedua kalinya.
"Sudah saatnya kita mulai membicarakan kembali, kita proses kembali karena itu akan membawa manfaat riil bagi Singapura, Indonesia dan negara-negara kawasan. Nah, saya sampaikan, sudah saatnya untuk kita mulai kembali dengan niat dan tujuan yg baik," kata SBY usai pertemuan.
Permintaan itu, lanjut SBY, mendapatkan respons positif dari PM Lee dan bersedia membuka kembali pintu negosiasi antara dua negara. Termasuk di antaranya membahas penindakan hukum, pencarian koruptor serta pengembalian aset negara yang dibawa kabur di negara manapun.
"Justru tanpa harus menunggu selesainya extradition treaty, kita sudah bisa melaksanakan kerjasama yang efektif untuk penindakan dan penegakan hukum ini, termasuk kejahatan transnasional, korupsi dalam bentuk mutual legal assistance," jelas SBY.
SBY mengaku memiliki keyakinan pembahasan itu dapat segera diselesaikan melalui negosiator dan wakil yang akan dikirimkan dalam pertemuan berikutnya. Terlebih, peningkatan kerjasama bilateral dengan Singapura diakui memiliki keuntungan untuk Indonesia.
"Singapora selama ini dikenal sebagai negara yang bersih, menjunjung tinggi antikorupsi, peringkatnya baik, tentu akan bagus kalau kerja sama ini segera dilakukan. Dengan demikian dunia juga akan tahu, dalam kerjasama bilateral dan regional pun, Singapora bisa jadi bagian yang penting," tutup SBY.
Dalam pertemuan bilateral yang dilakukan di Istana Bogor, PM Singapura turut serta membawa anggota kabinetnya, antara lain Menteri Perdagangan dan Perusahaan, Encik Lim Hng Kiang, Menteri Pertahanan, Dr Ng Eng Hen, Menteri Ehwal Luar merangkap Undang-Undang, Encik K. Shanmugam, Menteri Kesihatan, Encik Gan Kim Yong, Pemangku Menteri Pembangunan Masyarakat, Belia dan Sukan, Encik Chan Chun Sin, dan Menteri Negara Kanan (Penerangan, Perhubungan dan Kesenian merangkap Sekitaran dan Sumber Air), Cik Grace Fu.
No comments