sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » DPR Soroti Biaya Tes Psikologi Calon BMI


Unknown 21:45 0

DPR Soroti Biaya Tes Psikologi Calon BMI
KORANMIGRAN, JAKARTA - Komisi IX DPR tengah menyorot biaya tes psikologi yang dibebankan kepada calon tenaga kerja Indonesia (TKI). Komisi yang membidangi soal transmigrasi dan tenaga kerja ini berharap agar pemerintah membiayai tes mental ini.

"Tes mental yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, dalam kenyataannya tidak berjalan sebagaimana mestinya. Temuan kami di lapangan, tes psikologi terhadap para CTKI dilakukan secara abal-abal. Tidak hanya itu, biaya tes psikologi juga dibebankan kepada CTKI," kata anggota Komisi IX Okky Asokawati dalam keterangan persnya kepada merdeka.com, Kamis (18/10).

Dia mengusulkan, pemerintah memfasilitasi pendanaan untuk tes psikologi terhadap TKI. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap TKI.

Sementara itu terkait dengan pendanaan, dia pun mengusulkan anggaran pemangkasan perjalanan dinas Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) sebesar 10,38 persen atau Rp 689.677.449. Sebab, sebagiannya dapat direlokasi untuk pembiayaan tes mental calon TKI.

"Upaya ini semata-mata untuk memberikan perlindungan bagi TKI," ujar dia.

Okky menambahkan, pemerintah sudah saatnya berkontribusi terhadap perlindungan TKI dari sisi rekrutmen dengan membiayai tes psikologi tersebut. Selama ini pemerintah hanya mengalokasikan anggaran untuk pembuatan kebijakan-kebijakan saja. "Tanpa memberikan alokasi anggaran yang bersentuhan langsung bagi perlindungan CTKI," ujar dia.

Okky juga meminta Pemerintah juga memperkuat soft skill para calon TKI. Jika seluruh calon tenaga kerja dibekali dengan kemampuan memadai, maka akan menekan angka kekerasan.

"Kemampuan soft skill ini merupakan bagaimana bersikap, berkepribadian serta kemampuan untuk beradaptasi TKI di tempat bekerja," ujar Okky.

Politikus PPP ini mengatakan, kemampuan perlu dimiliki oleh calon pekerja harus berbeda di setiap negara penempatan. Sebab, kemampuan beradaptasi dari calon pekerja dengan penempatan di Arab Saudi tentu berbeda dengan ditempatkan di Hongkong.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.