sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Perusahaan Asing Garap Minyak RI - SBY: Ini Terjadi di Negara Manapun


Unknown 15:03 0

SBMI, Jakarta - Presiden SBY menyatakan, di tengah kebutuhan energi nasional yang makin meningkat, pemerintah terus meningkatkan jumlah pasokan energi dari sumber dalam negeri. Namun perusahaan dalam negeri belum mampu meningkatkan pasokan dengan signifikan. "Untuk meningkatkan suplai, satu-satunya cara adalah meningkatkan investasi migas. Saya berkali-kali mengundang perusahaan-perusahaan dalam negeri terutama Pertamina untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. Setelah kita hitung ternyata belum cukup menggarap energi, maka saya undang perusahaan dari negara-negara sahabat. Ini terjadi di negara manapun," tutur SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/1).

Diakui SBY, perusahaan dalam negeri termasuk Pertamina memang belum bisa maksimal menggarap sektor energi di dalam negeri. Jadi menurut SBY tak salah jika perusahaan asing migas diundang untuk ikut menggarap sumber energi di Indonesia.

"Yang penting segala usaha Migas apakah dilakukan perusahaan dalam negeri atau luar negeri diatur dengan benar. Dicegah adanya praktik-praktik yang tidak benar. Itulah peran dari SKK Migas, dan semua pihak yang memberikan pengawasan dari sektor ini," jelas SBY.

Pada kesempatan tersebut, SBY mengumumkan penunjukan Rudi Rubiandini menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Susilo Siswoutomo jadi Wakil Menteri ESDM yang posisinya kosong karena Rudi menjadi Kepala SKK Migas.

Susilo Jadi Wamen ESDM dan Rudi Jadi Kepala SKK Migas

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) secara resmi menunjuk Rudi Rubiandini sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas).

Jabatan Rudi Rubiandini sebagai Wakil Menteri ESDM sebelumnya akan digantikan oleh Susilo Siswoutomo.

"Dari sekian banyak calon dengan fit and proper test yang kami jalankan. Saya menetapkan Profesor DR Rudi Rubiandini sebagai Kepala SKK Migas," kata SBY di Istana Merdeka, Jumat (11/1).

"Yang bersangkutan pernah duduk di BP Migas 3 tahun. Sudah memahami gambaran tugas dan kewajibannya. Dan tantangan yang dihadapi sebagai Kepala SKK Migas," imbuh SBY.

Sementara itu, sambung SBY, berhubung Wamen ESDM mempunyai penugasan baru maka ditunjuk Susilo Siswoutomo menjadi Wakil Menteri ESDM baru.

"Saya mengangkat Susilo Siswoutomo menjadi Wakil Menteri ESDM. Beliau staf khusus Menteri ESDM dan punya pengalaman dalam pengusahaan sektor migas," ungkap SBY.

Susilo memang mempunyai pengalaman 33 tahun bekerja di perusahaan migas yaitu Mobil Oil dan ExxonMobil.

SBY Cerita Sejarah BP Migas dan Pertamina

SBY mengatakan, BP Migas merupakan lembaga negara yang dibentuk pada era Presiden Megawati Soekarnoputri. BP Migas yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dibentuk dengan niat dan tujuan yang baik. Tugas BP Migas yang sebelumnya dipegang Pertamina tak boleh terjadi karena ada benturan kepentingan.

"Kita berpikir lebih baik ada satu institusi yang independen tidak berada di Pertamina dan tidak langsung di Kementerian ESDM. Kalau di Pertamina, Pertamina sendiri adalah perusahaan migas, bagaimana mungkin tidak terjadi benturan kepentingan manakala Pertamina mengatur segala usaha migas, belum lagi kalau ada kepentingan-kepentingan tertentu di Pertamina," tegas SBY di Istana Negara, Jakarta, Jumat (11/1).

Kemudian, lanjut SBY, lembaga seperti BP Migas juga tidak bisa berada di bawah Kementerian ESDM. Alasannya, karena Kementerian ESDM selaku pemerintah lebih banyak bertindak sebagai pembuat kebijakan dan regulasi.

"Akan menjadi sulit manakala pengaturan bisnis hulu migas disatukan di Kementerian ESDM. Itulah tujuan dibentuknya BP Migas saat itu," imbuh SBY.

SBY melanjutkan saat pembubaran BP Migas oleh Mahkamah Konstitusi (MK) akhir tahun lalu. "Untuk menghindari kekosongan yang bisa menimbulkan keguncangan iklim investasi, maka dengan cepat setelah dibubarkan MK, kita tata struktur yang sementara dipimpin Menteri ESDM. Setelah kami telaah, saya memutuskan tidak tepat kalau Kepala SKK Migas dirangkap Menteri ESDM," ungkap SBY.

Karena itu SBY membentuk SKK Migas yang punya kepala dan pimpinan sendiri agar bisa menjalankan tugas-tugasnya secara profesional dan akuntabel.

Serta diyakini SBY bisa memberantas penyimpangan apapun dalam pengaturan kegiatan hulu migas.

"Karena aset yang dikelola SKK Migas sangat besar, bisa mencapai ribuan triliun. Oleh karena itu kita pastikan organisasi ini benar-benar kredibel dan akuntabel serta bisa menjalankan tugas dengan baik. Dari sekian calon (Kepala SKK Migas) dilakukan fit and proper test dan saya tetapkan Prof DR. Rudi Rubiandini menjadi Kepala SKK Migas," papar SBY.

Rudi, ujar SBY, pernah bertugas di BP Migas dan dinilai memahami tanggung jawab dan kewajibannya sebagai Kepala SKK Migas.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.