sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Dibohongi Jadi PRT, Estelina Cs Lari Dari Penampungan


Unknown 13:51 0

Perekrutan
Estelina menolak jadi PRT
SBMI, Batam - Estelina Taneo (22) satu dari dua warga Nusa Tenggara Timur (NTT) nekat kabur dari penampungan sementaranya. Ia mengaku lari dari penampungan yang berlokasi di Batu Besar Nongsa, Batam. Alasannya, ia tidak bersedia dijual ke Malaysia sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

"Awalnya kami dijanjikan pekerjaan yang menarik, namun belakangan kami mendengar kalau kami akan dijual dan dipekerjakan sebagai pembantu,” ujar Estelina yang diiyakan teman senasibnya, Yorence Lakapu (20) yang sama-sama dari NTT, Kamis (13/6/2013).

Kepada media di tempatnya nginap sementara di Rumah liar (Ruli) Palm Spring, Batam Center, Estelina menceritakan kejadian ini berawal saat mereka direkrut dari tempat asalnya untuk dipekerjakan di Jakarta sebagai salah satu karyawan di sebuah perusahaan garmen.

Malang, dalam perjalanan, mereka malah dibawa ke Batam dan ditampung di salah satu rumah besar berlantai dua warna merah jambu di daerah Nongsa, Batam.

“Saya juga tidak tahu alamat pastinya, namun kata orang-orang di sana saat saya bertanya ini daerah mana, orang-orang itu menuturkan ini daerah Batu Besar, Nongsa,” ujarnya seraya menuturkan dirinya masih ingat lokasi tempat mereka ditampung.

Menaiki Mobil Sayur Untuk Menyelamatkan Diri
Estelina dan Yorence lolos dari penyekapan dan tiba di ruli Palm Spring, Batam Centre. Yorence menuturkan, keduanya menumpang pick up yang akan berbelanja ke Pasar Pagi di daerah Sukajadi.

“Beruntung tanpa basa-basi sopir itu mau mengangkut kami. Akhirnya kami diturunkan di halte Simpang Jam sekitar pukul 23.30 WIB, Senin (10/6/2013) lalu,” ujar Yorence.

Saat di Simpang Jam, lanjut Yorence, dirinya sempat bingung akan pergi ke mana. Beruntung keduanya bertemu dengan seorang pria yang namanya tidak dikenal.

Lalu pria itu menghubungi temannya yang bernama Linus yang kebetulan satu daerah dengannya. Akhirnya keduanya menumpang di kediaman Linus.

Semantara Linus, yang ditemui di kediamannya mengaku tidak begitu mengetahui informasi dari temannya itu. Ia pun langsung bergegas ke halte Simpang Jam itu untuk menemui Estelina dan Yorence.

“Saya tidak tega melihatnya, makanya saya bawa kekediaman saya,” katanya.

Lebih jauh Linus mengakui, pada Rabu (12/6/2013) malam, dirinya sempat didatangi seorang pria bernama Kusmadi. Pria itu, sebut Linus, mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab di penampungan dan akan membawa paksa Estelina dan Yorence.

“Karena Estelina dan Yorence enggan ikut Kusmadi, akhirnya saya juga membantu mereka untuk tidak dibawa paksa oleh Kusmadi. Bahkan saya juga sempat adu mulut, karena ingin membantu Estelina dan Yorence,” ujar pria yang kesehariannya bekerja sebagai sekurity.
Kami Disekap dan Tak Boleh Berinteraksi

Kami Disekap dan Tak Boleh Berinteraksi
Kaburnya Estelina dari penampungan berkat alasan dirinya yang tepat. Ia beralasan ingin pergi ke warung untuk berbelanja keperluan wanita. “Saat itulah kami langsung melarikan diri. Bahkan saat akan melarikan diri, kami juga bingung mau lari ke mana,” ujar Estelina, Kamis (13/6/2013).

Ia mengatakan, letak lokasi penampungannya tergolong sunyi karena jarak antara rumah satu dengan rumah lainnya sangat jauh. “Kami sangat menderita di sana, bahkan untuk makan kami sangat sulit, sebab satu bungkus nasi itu untuk makan berdua. Terkadang, satu hari kami makan hanya satu kali,” kenangnya.

Senada juga diungkapkan Yorence Lakapu yang menuturkan selain mereka berdua, di lokasi penampungan itu juga masih ada sekitar ratusan orang lainnya yang senasib dengan dirinya.

“Bedanya yang lain itu disekap di lantai dua, dan tidak diperbolehkan berinterkasi dengan warga sekitar. Bahkan kesehariannya hanya di dalam rumah dan tidak bolah keluar dan secara bertahap kami dibuatkan paspor oleh pihak penampung yang kemudian diberangkatkan ke Malaysia menjadi Pekerja Rumah Tangga (PRT),” ujarnya polos.


Perekut Berkilah Tidak Menipu Korban

Estelina Taneo (22) dan Yorence Lakapu (20) dua warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kabur dari lokasi penampungan di Batu Besar, Nongsa, Batam. Keduanya tidak bersedia 'dijual' ke Malaysia untuk dijadikan pembantu rumah tangga (PRT). 

Sekitar pukul 14.55 WIB, Jumat (14/6/2013), keduanya dipulangkan ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Timur. Estelina dan Teneo dipulangkan ke kampungnya oleh perekrutnya dengan menggunakan maskapai Lion Air tujuan Kupang. Dari Kupang ia melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya di NTT.

"Benar Estelina dan Teneo kini sudah dipulangkan ke kampung halannya di NTT melalui jalur Batam-Kupang. Kemungkinan sekarang sudah tiba di kampung halamannya," ujar salah satu warga ruli Palm Spring, Batam Centre yang minta identitasnya dirahasiakan, Minggu (16/6/2013).

Seorang warga yang tahu kasus ini menuturkan, Estelina dan Teneo pulang diantar oleh orang yang merekrutnya. "Kalau tidak salah dengan Kusnadi selaku perekrutnya, dia yang memulangkan Estelina dan Teneo," ujarnya. 

Senada juga diungkapkan oleh Frans, pria yang mengaku tinggal di ruli Palm Spring. Ia menuturkan hingga Estelina dan Teneo dipulangkan, kasus ini sama sekali tidak dilaporkan kepada pihak yang berwajib.

"Diselesaikan secara kekeluargaan, sebab sejak tiba di sini, Estelina dan Teneo sama sekali tidak ada terlihat berpergian dan mereka berdua terlihat di rumah saja," ungkapnya.

Di bagian lain, ini dibenarkan Kusnadi yang diketahui perekrut kedua warga NTT itu. Bahkan saat ditemui di Batam Centre, pria ini mengaku dirinya sama sekali tidak ada niat untuk membohongi Estelina dan Teneo.

"Tidak benar itu jika ada yang menuturkan saya telah membohongi Estelina dan Teneo. Sebab dari awal perekrutan, kedua memang ditawarkan untuk bekerja di Malaysia sebagai PRT. Lagipula keduanya tidak memiliki ijazah SMA sederajat yang merupakan salah satu persyaratan untuk bekerja di perusahaan industri, makanya mereka menerima bekerja sebagai PRT di Malaysia," ungkapnya.

Tak hanya itu, Kusnadi juga membantah kalau dirinya telah menyekap Estelina dan Teneo bahkan yang belakangan disebutkan ada 100 orang lagi. "Kalau benar kami menyekap, masa Estelina dan Teneo kami biarkan untuk pergi ke warung dengan alasan untuk membeli perlengkapan wanita," kata dia.

"Lagipula tempat penampungan kami bukanlah lokasi yang sepi, seperti yang diungkapkan. Karena berada di ruko di kawasan Batu Besar," kata Kusnadi lagi.

Lantas kenapa Estelina dan Teneo ingin pulang kekampung halamannya, Kusnadi menyebutkan hal ini karena Estelina dan Teneo bosan selama berada di Batam. Sebab proses pemberangkatannya ke Malaysia mengalami penundaan oleh sebab belum siapnya administrasinya.

"Sebelumnya dia sudah mengaku dengan saya minta dipulangkan dan saat itu juga saya setujui. Namun mungkin karena kelamaan saya mencarikan tiket pesawat, jadi akhirnya mereka pergi dengan alasan ingin membeli perlengkapan wanita. Lagian kenapa bisa sedikit lama, karena saya mencari tiket yang pas untuk memberangkatkan Estelina dan Teneo dan akhirnya didapatlah, Jumat (14/6/2013) sekitar pukul 14.55 WIB dengan rute Batam-Kupang dan kemudian dari Kupang melanjutkan perjalanan ke NTT," ujarnya. (tribun)

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.