2 Juta Pegawai Negri Mogok Lumpuhkan Inggris
Unknown
03:53
0
Mogok massal menolak kebijakan pensiun, photo: reuters |
Menurut kantor berita BBC, Kamis 1 Desember 2011, sebanyak 62 persen dari 21.476 sekolah negeri di seluruh Inggris diliburkan, dan hanya 14 saja yang libur sebagian. Sementara di Skotlandia, Wales, dan Irlandia, dua per tiga dari seluruh sekolah negeri diliburkan.
Dalam bidang medis, hampir 7.000 dari 30 ribu jadwal operasi yang akan digelar di seluruh Inggris terpaksa ditunda atau dibatalkan. Menteri Kesehatan Inggris Norman Smith mengatakan, "Pasien yang operasinya dibatalkan pada hari Rabu masih akan mendapat penanganan dalam batas waktu 18 minggu."
Pada Rabu malam, Layanan Ambulans London kewalahan menjawab 999 panggilan yang masuk sehingga harus meminta bantuan kepolisian. Layanan Ambulans South East Coast, warga diminta hanya menelepon ambulans jika ada keadaan yang membahayakan jiwa.
Sementara itu, Bandara Heathrow dan Gatwick yang merupakan dua bandara terbesar Inggris tidak terlalu terpengaruh dengan demo besar-besaran. Hanya ada sebagian penerbangan transatlantik menuju Bandara Heathrow yang dibatalkan.
Asosiasi Pemerintah Lokal Inggris mengatakan, setidaknya 670.000 pekerja dari 2,1 juta pegawai negeri di Inggris dan Wales tidak masuk kerja. Sekitar 250.000 pegawai negeri di Skotlandia mogok kerja dan sekitar 170.000 di Wales turun ke jalan. Di ibukota London, 25.000 turun menggelar demonstrasi.
Sebanyak 21 demonstran di West End, London, ditangkap setelah massa anti kapitalis Occupy London menyerang markas polisi. Kepolisian Skotlandia mengatakan, hingga Rabu malam mereka telah menangkap 75 demonstran karena berbuat rusuh.
Mogok dan demonstrasi besar-besaran ini dilakukan untuk menentang rencana pemerintah mengubah kebijakan pensiun pegawai. Pemerintah berencana meningkatkan usia pensiun dan menetapkan dana pensiun berdasarkan gaji rata-rata karir.
Pemerintah juga berencana memotong gaji pegawai untuk menalangi dana pensiun. Serikat pekerja mengatakan, rencana pemerintah ini hanya akan membuat mereka bekerja lebih lama dan dibayar lebih sedikit.
Perdana Menteri Inggris David Cameron menyebut aksi demonstrasi besar-besaran ini sebagai letupan kembang api yang cepat padamnya.
"Mereka berdemonstrasi di waktu yang salah, yaitu saat negosiasi tengah dilangsungkan," katanya seperti dimuat CNN.
No comments