sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Dua Bayi TKI Dideportasi dari Malaysia


Unknown 00:57 0


SBMI, Batam : Dua bayi berumur menjelang satu dan dua bulan dideportasi dari Malaysia bersama 13 tenaga kerja Indonesia (TKI) dewasa lain melalui Pelabuhan Internasional Batam Centre, Kota Batam, Senin (4/2/2013).
TKI yang dideporteasi dari Malaysia terdiri dari 12 wanita dewasa, satu pria dewasa, dua anak yang masih bayi. Mereka rata-rata berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa, dan sebagian Sumatra.
"Dua bayi tersebut dideportasi bersama ibu mereka yang dokumen keimigrasiannya sudah habis masa berlakunya namun tidak diperbaharui," kata Satgas Pendamping Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batam, Febriana.

Ia mengatakan, semua TKI yang dideportasi awalnya masuk secara resmi ke Malaysia, namun sebagian tidak mengurus perpanjangan izin kerja dan dokumen lain sehingga mereka dideportasi.

"Ada juga sebagian yang tidak digaji oleh majikan dan melaporkan hal tersebut ke Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Johor Bahru. Setelah semua selesai diurus mereka memilih pulang ke Indonesia," kata dia.
Febri mengatakan, saat ini seluruh TKI ditampung di Rumah Singgah Sementara Dinas Sosial Batam di Sekupang untuk menunggu jadwal pemulangan ke daerah asal.
Kota Batam dan Tanjungpinang, merupakan salah satu jalur pemulangan TKI bermasalah dari Malaysia.
Pada 26 Januari 2013 lalu, Pemerintah Malaysia juga mendeportasi sebanyak 278 orang warga negara Indonesia yang dinyatakan bermasalah karena tidak memiliki dokumen resmi sebagai tenaga kerja asing di negara tetangga tersebut. 

Pemerintah Malaysia setiap tahun mendeportasi sekitar 15.000-20.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Mayoritas para TKI ini banyak berasal dari Provinsi NTT. NTB, dan Jawa Timur. (Ant)

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.