sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Mencurigakan, Setoran Rp 25 Triliun ke IMF


Unknown 22:58 0


SBMI, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengungkapkan, setoran Pemerintah Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar Rp 25,8 triliun sangat mencurigakan. Fadli sempat mengecek kepada anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra dan diberi tahu bahwa item setoran ke IMF tersebut tak tercantum dalam APBN.

"Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan dana ini adalah standby loan atau penyertaan utang dan kewajiban atas setiap anggota IMF setiap tahun, sebagaimana yang tercatat dalam agreement setiap anggota IMF. Namun, menariknya, angka ini semakin meningkat. Sebelumnya, pemerintah menyatakan maksimal pinjaman hanya sebesar Rp 9,6 triliun. Namun, tahun ini meningkat hampir tiga kali lipat," ungkap Fadli, Kamis (20/12/2012), di Jakarta.

Jumlah setoran yang meningkat serta kurang jelas manfaatnya bagi Indonesia, menurut Fadli, membuat setoran ke IMF ini mencurigakan. "Seharusnya pemerintah menyampaikan hal ini kepada publik. Sebab dana yang disetorkan adalah dana dari APBN. Secara mekanisme kebijakan pun patut dipertanyakan, apakah sebelumnya penyetoran dana ini sudah dikonsultasikan kepada DPR. Jika belum, maka ada cacat prosedural di dalamnya dan publik semestinya tahu mengenai hal ini," tutur Fadli.Fadli menilai, bergabungnya Indonesia ke IMF juga tak memberi keuntungan apa pun. "Justru perekonomian Indonesia semakin liberal dan harus menyisihkan Rp 25 triliun untuk IMF. Padahal, dana sebesar itu akan berdampak pada pengurangan belanja publik, seperti pendidikan dan kesehatan," ujarnya.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.