sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Sering Disiksa, KBRI Larang WNI Kerja di Malaysia


Unknown 02:34 0

Sering Disiksa, KBRI Larang WNI Kerja di Malaysia
PRT di Malaysia
KORANMIGRAN, KUALA LUMPUR - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kualalumpur Malaysia memperingatkan warga negara Indonesia (WNI) untuk tidak bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Hal ini terkait kekerasan yang kerap dialami oleh WNI yang bekerja sebagai pembantu di Malaysia.

Kasus terbaru yang melibatkan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia terjadi pekan lalu. Sekira 95 TKI berhasil dibebaskan dari kurungan majikannya di sebuah gedung di Kuala Lumpur. TKI itu dikurung bersama enam warga Filipina dan empat warga Kamboja, yang diperkerjakan secara paksa dan tanpa dibayar.

Serangkaian kekerasan yang dialami oleh TKI di Malaysia, memaksa Pemerintah Indonesia melakukan moratorium TKI pada 2009 silam. Namun tahun lalu, moratorium dicabut setelah kedua belah pihak menyepakati ketentuan para pekerja Indonesia diberikan perlindungan dan perbaikan kondisi kerja.

Namun penemuan pada kasus terakhir menunjukkan TKI masih belum mendapatkan perlindungan yang memadai. Perlindungan yang minim ini khususnya dialami oleh TKI yang masuk ke Malaysia secara ilegal.

"Pihak berwenang seharusnya bisa memberikan sikap tegas (terhadap penyiksa TKI). Lebih baik bagi TKI untuk tidak bekerja di Malaysia," ujar juru bicara KBRI Malaysia Suryana Sastradiredja, seperti dikutip AFP, Selasa (4/12/2012).

"Pihak Malaysia selalu meminta pembantu dari Indonesia, tetapi mereka tidak bisa melindungi para pembantu Indonesia itu," lanjutnya.

Sementara 95 TKI yang berhasil dibebaskan dari sekapan majikannya, saat ini sudah berada di perlindungan pihak KBRI. Mereka ditempatkan di tempat penampungan dan akan segera dipulangkan ke Indonesia. (okezone)

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.