Pemerkosaan BMI di Malaysia, Indonesia Harus Tegas
Unknown
22:07
0
SBMI-Surabaya |
SBMI - Surabaya, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jawa Timur menilai pemerintah tidak bisa bersikap tegas terhadap Malaysia. Sikap tegas diperlukan untuk memberikan perlindungan kepada buruh migran yang menjadi korban, baik oleh majikan maupun aparat keamanan.
Direktur SBMI Jawa Timur Mochamad Cholily mengatakan, pemerkosaan yang menimpa Siti Maemanah Kasman, akibat lemahnya pengawasan dan perlindungan hukum terhadap buruh migran. BMI asal Batang, Jawa Tengah, itu diperkosa oleh tiga polisi Malaysia.
Berbagai peristiwa buruk yang dialami BMI di Malaysia dan Arab Saudi, merupakan akumulasi dampak ketidakseriusan pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan. "Kami tidak pernah melihat keseriusan pemerintah, baik Kementerian Luar Negeri yang memiliki kuasa penempatan duta besar maupun Kementerian Tenaga Kerja yang memiliki kewenangan dalam melindungi buruh migran," kata Cholily, Senin (12/11).
Cholily juga menyayangkan sikap pemerintah yang hanya serius dalam menangani persoalan buruh migran ketika kasusnya mendapat sorotan media massa.
Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah, melalui siaran pers, menuntut pemerintah Indonesia mengajukan protes keras terhadap pemerintah Malaysia. Pemerintah Indonesia dan Malaysia harus melakukan evaluasi terhadap perlindungan BMI secara komprehensif, termasuk penegakan nota kesepahamn yang sudah disepakati kedua negara.
Kasus pemerkosaan oleh tiga polisi Malaysia yang dialami Siti Maemanah terjadi pada 8 November 2012. Awalnya Siti tertangkap saat polisi Malaysia menggelar operasi paspor dan visa Siti diketahui kedaluwarsa.
Kasus pemerkosaan tersebut dilaporkan oleh rekan Siti Maemanah ke Partai Malaysian Chinese Association yang kemudian mendampingi Siti melapor ke kepolisian. (VHRmedia)
No comments