Istiqhosa, Aksi Mohon Mukjizat Tuhan
KORANMIGRAN, JAKARTA - Tangis histeris keluarga Tuti Tursilawati, TKI yang menunggu dieksekusi mati setelah Idul Adha akhirnya pecah di sela-sela aksi penolakan terhadap hukuman pancung tersebut. Bibi Tuti, Icih menjerit sejadi-jadinya, teringat kenangan bersama Tuti saat masih di Tanah Air.
Ibunda Tuti, Iti Sarniti sampai memeluk dan meminta Icih untuk istighfar dan menenangkan diri. Adegan haru itu berlangsung sekitar 15 menit, sampai akhirnya kerabat tersebut dapat menguasai emosi lagi.
"Istighfar, istighfar. Banyak berdoa. Tuti pasti selamat pulang ke rumah," ucap Iti di pelataran Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini Raya, Jumat (4/11/2011).
Kesedihan ibunda Tuti juga nampak dari air mukanya, meski berusaha tetap tegar. Berkali-kali dia mengusap wajah dengan sapu tangan sembari mata berkaca-kaca. Dia membayangkan anak yang dicintainya sedang menunggu maut di Arab Saudi.
"Saya terakhir mengontak dia 2 minggu lalu. Nanya kabar dia. Saya sangat sedih. Dia anak perempuan saya yang saya cintai. Pergi ke Arab sejak 2009, dengan sehat. Sekarang mendengar dia mau dipancung, sedih. Setiap malam, saya dan keluarga berdoa, beristighosah supaya ada mukjizat Tutti bisa lewat dari hukuman dan kembali selamat," ucap Iti.
Tuti Tursilawati (27 tahun) merupakan TKI asal Cikeusik, Sukahaji, Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang diberangkatkan ke Saudi Arabia oleh PT Arunda Bayu pada 5 September 2009 dan bekerja pada Suud Malhaq Alutaibi, di kota Thaif.
Menurut Serikat Buruh Migrant Indonesia (SBMI) yang mendampingi keluarga, majikan Tuti sering berbuat asusila. Hingga pada tanggal 11 Mei 2010, Tuti yang membela diri tetapi menyebabkan majikannya tewas. Setelah kejadian, Tuti melarikan diri dan ditangkap aparat kepolisian setempat ditahan di penjara Kota Thaif hingga kini. Pengadilan setempat menjatuhkan hukuman pancung yang sedang ditunggu Tuti.
No comments