SBMI Minta SBY Bebaskan Tuti
Unknown
08:34
0
Pangeran terkaya dan paling berpengaruh di Arab berjanji membantu proses pembebasan Tuti
Pangeran Al Walid bin Talal Al Saud, salah satu orang paling berpengaruh, juga kaya raya di Arab Saudi berjanji akan membantu membebaskan Tuti Tursilawati, tenaga kerja wanita asal Indonesia yang terancam algojo pancung gara-gara membunuh majikannya, Suud Malhaq Al Utaibi.
Janji itu terucap saat bos Kingdom Holding Co itu menerima kunjungan mantan Presiden RI, BJ Habibie, dan Satgas Penanganan TKI di kantornya di Kingdom Emperium, Riyadh, Minggu malam, 26 Desember 2011.
Ini tentu saja menjadi angin sejuk pembawa harapan baru atas upaya pembebasan Tuti. Namun, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Nisma Abdullah, mengaku pesimistis janji itu terealisasi.
Meski Sang Pangeran punya pengaruh tak main-main sekaligus keponakan Raja Abdullah Bin Abdul Azis Al Saud, ia belum tentu bisa menghadapi kendala utama dalam pembebasan, masalah waktu.
"Kami pesimis, karena waktu Tuti bisa diselamatkan tinggal satu bulan lagi. Anggota Satgas TKI Humphrey Djemat saat ketemu di Hotel Haris menyatakan waktu pemancungan Tuti tinggal 40 hari. Sangat-sangat kecil kemungkinannya untuk diselamatkan," kata Nisma saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin 26 Desember 2011.
Nisma menghargai upaya pemerintah dengan mengutus mantan Presiden BJ Habibie untuk mengupayakan penyelamatan Tuti tersebut. Namun, dia menuntut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun langsung menangani kasus ini.
"Ada peluang tetapi kecil sekali. Kami berharap Pangeran Al Walid Bin Talal Al Saud bisa membantu karena dia orang yang berpengaruh, kaya. Tetapi kenapa tidak Presiden sendiri yang datang?"
Apalagi, tak hanya Tuti yang terancam pedang algojo. Saat ini ada sekitar 44 TKI di Arab yang terancam hukuman pancung, 30 sudah diproses (vonis), 14 masih dalam proses pengadilan.
Nisma berpendapat, Presiden harus menganggap ini kondisi darurat. "Walaupun BJ Habibie punya hubungan baik dengan kerajaan Arab kami tetap berharap Presiden turun langsung."
Paling tidak, dia menambahkan, 30 orang paling terancam itu yang dibicarakan dengan pihak Arab. "Pengaruh Presiden itu sangat kuat. Orang Saudi ini suka dipuji, ketika Presiden bersedia hadir kesana, itu membuat mereka tersanjung."
Ini tentu saja menjadi angin sejuk pembawa harapan baru atas upaya pembebasan Tuti. Namun, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), Nisma Abdullah, mengaku pesimistis janji itu terealisasi.
Meski Sang Pangeran punya pengaruh tak main-main sekaligus keponakan Raja Abdullah Bin Abdul Azis Al Saud, ia belum tentu bisa menghadapi kendala utama dalam pembebasan, masalah waktu.
"Kami pesimis, karena waktu Tuti bisa diselamatkan tinggal satu bulan lagi. Anggota Satgas TKI Humphrey Djemat saat ketemu di Hotel Haris menyatakan waktu pemancungan Tuti tinggal 40 hari. Sangat-sangat kecil kemungkinannya untuk diselamatkan," kata Nisma saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin 26 Desember 2011.
Nisma menghargai upaya pemerintah dengan mengutus mantan Presiden BJ Habibie untuk mengupayakan penyelamatan Tuti tersebut. Namun, dia menuntut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk turun langsung menangani kasus ini.
"Ada peluang tetapi kecil sekali. Kami berharap Pangeran Al Walid Bin Talal Al Saud bisa membantu karena dia orang yang berpengaruh, kaya. Tetapi kenapa tidak Presiden sendiri yang datang?"
Apalagi, tak hanya Tuti yang terancam pedang algojo. Saat ini ada sekitar 44 TKI di Arab yang terancam hukuman pancung, 30 sudah diproses (vonis), 14 masih dalam proses pengadilan.
Nisma berpendapat, Presiden harus menganggap ini kondisi darurat. "Walaupun BJ Habibie punya hubungan baik dengan kerajaan Arab kami tetap berharap Presiden turun langsung."
Paling tidak, dia menambahkan, 30 orang paling terancam itu yang dibicarakan dengan pihak Arab. "Pengaruh Presiden itu sangat kuat. Orang Saudi ini suka dipuji, ketika Presiden bersedia hadir kesana, itu membuat mereka tersanjung."
Dia melanjutkan, "Memang untuk Presiden [jika besedia datang] nanti nilainya rendah. Tetapi bagaimanapun, sebagai seorang pemimpin, dia harus mengupayakan pembebasan rakyatnya yang terancam hukuman mati."
SBY, Nisma mengatakan, bisa bertemu dengan keluarga para korban untuk meminta maaf. "Presiden membuat suatu acara, pertemuan khusus dengan mereka yang menjadi korban di Arab. Kenapa tidak kesana, minta difasilitasi oleh Raja Arab."
Tuti adalah TKW asal Desa Cikeusik RT 01/RW 01 Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pada 11 Mei 2010, Tuti diketahui melakukan pembunuhan atas Suud Malhaq Al Utibi dengan cara memukulkan sebatang kayu kepada Suud di rumahnya, yang diakibatkan adanya tindak pelecehan seksual kepada Tuti oleh majikannya. (viva)
SBY, Nisma mengatakan, bisa bertemu dengan keluarga para korban untuk meminta maaf. "Presiden membuat suatu acara, pertemuan khusus dengan mereka yang menjadi korban di Arab. Kenapa tidak kesana, minta difasilitasi oleh Raja Arab."
Tuti adalah TKW asal Desa Cikeusik RT 01/RW 01 Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Pada 11 Mei 2010, Tuti diketahui melakukan pembunuhan atas Suud Malhaq Al Utibi dengan cara memukulkan sebatang kayu kepada Suud di rumahnya, yang diakibatkan adanya tindak pelecehan seksual kepada Tuti oleh majikannya. (viva)
No comments