Derita Eti, PRT di Arab Saudi
Unknown
13:10
0
SBMI, Mataram - Berharap Mendapatkan penghasilan yang besar, mala penderiataan yang di dapat. Inilah yang dirasakan oleh Buruh Migran Perempuan asal Lombok yang mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari majikanya di Arab Saudi.
Eti Nova Afriana atau yang sering dipanggil Eti, pada awalnya tidak diizinkan suaminya berangkat mencari nafkah keluar negeri. Akan tetapi Eti bersikeras ingin berangkat setelah tergoda bujuk rayu calo yang bernama H Murdin yang tidak lain merupakan paman dari Eti sendiri yang menjadi petugas lapangan PT Avindo Mas Buana yang beralamat di jalan Duren Sawit Jakarta.
Disebabkan oleh kondisi ekonomi serta bujukan dan tawaran yang menjanjikan, akhirnya Eti berangkat dengan harapan dapat mengumpulkan Real. Namun sangat di sayangkan, harapan dapat mengumpulkan Real hanya tinggal kenangan. Sebab bukan uang gaji yang didapat, melainkan Perlakuan-perlakuan yang tidak manusiawi yang diterima oleh Eti dari majikannya.
Setiap kali Eti mau meminta gajinya, majikannya selalu bikin ulah yang tidak sewajarnya. Majikannya menuduh Eti sebagai pencuri, kemudian kedua kalinya Eti dituduh mengambil Handphone (HP) majikannya. Lalu yang terakhir dituduh sebagai perempuan murahan yang sering memasukkan laki-laki lain dikamarnya.
Pada saat itulah kemudian HP milik Eti disita majikannya agar tidak lagi bisa berhubungan dengan lelaki manapun seperti apa yangn dituduh oleh majikan kepadanya. Eti melawan dan terus meminta HP tersebut agar bisa menghubungi suaminya di tanah air. Namun tidak juga digubris oleh majikannya.
Secara kebetulan, pada pagi itu Eti tertidur pulas dan terlambat bangun pagi. Lalu kemudian dengan kasar majikannya membuka pintu dan menyiramnya dengan air dingin.
“Saat terakhir ketika istri saya dituduh sebagai pelacur itulah kemudian ia disekap selama tiga hari tiga malam tanpa makan dan minum,” cerita Suami Eti, Ahmad Faiz Kepada media.
Karena tidak tahan dengan penderitaan yang diterimanya, Eti kemudian mencari seutas selang yang digunakannya untuk keluar dari kamar tersebut. Karena rumah majikannya berlantai tiga maka Etipun mengikat selang tersebut pada besi yang dilihatnya cukup kuat untuk membantunya turun. Sayangnya, Eti yang belum sampai ke lantai satu kemudian terjatuh dan mengalami patah kaki.
Melihat kejadian itu, lalu majikkannya menyuruh sopirnya membawa Eti ke Rumah Sakit Ahmed Abanamy, AL-Hamra, Riyadh. Selama lima hari berada di rumah sakit, Eti merasa kesepian karena tidak ada yang menemaninya. Setelah lima hari di rumah sakit, majikannya hanya menjenguknya sekali sambil menyalahkan tindakan Eti yang dinilainya nekad keluar dari kamar itu dengan menggunakan selang.
Derita Eti diperantauan terbongkar saat keluarga Eti yang ada di Saudi, Sri Hartum memberitahukan keadaan Eti kepada orangtuanya di desa Perina, Lombok Tengah. Awalnya, orangtua Eti yang bernama Sujudin tidak berani memberitahukan kejadian ini kepada Ahmad Faiz, kerana takut menantunya marah. Sebab keberangkatan Eti juga atas dorongan mertuanya.
“Saya baru mengetahuinya setelah dikabarkannya dari Saudi,” kata Ahmad Faiz.
Setelah dapat menghubungi istrinya, keluarganya pun mengirimkan photo-photo Eti yang sedang berada di rumah sakit.
“Kita berharap Eti bisa dipulangkan” kata Ahmad Faiz. Oleh karena itu, ia langsung melaporkan kejadian tesebut ke BP3TKI untuk segera ditindak lanjuti. Pihak BP3TKI pun menjanjikan akan membantu atas persoalan tersebut. (Radar Lombok)
No comments