sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Perempuan Indonesia Terjerumus Jadi Pemuas Nafsu di Tokyo


Unknown 10:53 0

Kota Tokyo
SBMI, TOKYO - Seorang polisi Jepang baru saja menceritakan pengalamannya dalam penggerebekan sebuah tempat hiburan malam di Tokyo, mengingatkan pengalaman kita  beberapa tahun lalu. 

Tiga wanita cantik asal Bali di bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, sambil menunggu pesawat boarding, mengatakan, mau ke Osaka untuk menari Bali dan kegiatan kesenian lain.

Saat itu SBMI hanya berpesan dua hal penting. Memberikan nomor telepon Konsulat Jenderal Indonesia di Osaka dan menekankan agar paspornya jangan pernah boleh orang lain menyimpan apalagi menahan paspornya.

Beberapa kasus perempuan Indonesia ke Jepang dengan alasan kesenian, menari di sebuah tempat dan sebagainya ternyata hanya alasan belaka saja. Setelah beberapa pekan berada di sana, tugasnya beralih menjadi perempuan yang menemani bos-bos yang datang ke tempat hiburan malam itu. Hal ini terpaksa dilakukan karena paspornya ditahan pihak pemberi kerja. Lalu dengan janji iming-iming setelah menghasilkan sekian juta yen barulah paspor dikembalikan.

Bagi perempuan yang memang tidak bertujuan untuk menjadi  penghibur tentu akan berusaha kabur dan lebih baik langsung lari ke kedutaan atau ke konsulat jenderal Indonesia yang ada di Jepang.

Tapi banyak yang bernasip lara dan terpaksa menyerahkan tubuhnya, biasanya malu pulang dan terpaksa menderita lahir batin karena terbujuk rayuan uang yang banyak. Meskipun demikian waktu terbatas dengan visa yang diperolehnya dan pihak pemberi kerja hiburan malam biasanya tak bisa memperpanjang karena datang dengan visa pariwisata.

Akibatnya buruh migran perempuan tersebut menjadi warga yang unstate karena tidak berdokumen dan kehidupannya semakin terjebak diatur oleh pemberi kerja dunia malam yang biasanya dikelola para yakuza di Jepang.

Penggerebekan dunia malam dengan ujung penangapan perempuan asing di Jepang biasanya berkasus cerita yang sama. Tidak berdokumen, cari duit, diperas atau diperalat yakuza dan terpaksa mencari uang di dunia malam, sebanyak mungkin, jutaan yen supaya paspornya bisa dikembalikan pihak yakuza.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.