sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » Bebaskan Frans Hiu: Maling itu overdosis, bukan dibunuh Hiu bersaudara


Unknown 23:59 0

Bebaskan Frans dan Dhery
SBMI, KUALALUMPUR - Perampok yang diduga tewas di tangan dua TKI tervonis mati di Malaysia memiliki riwayat pemakai narkotika. Hal itu disampaikan oleh juru bicara Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia, Suryana Sastradireja, kepada VIVAnews, Kamis 25 Oktober 2012.


Lantaran si perampok itu punya riwayat pemakai narkoba yang akut, maka para TKI yang divonis mati itu, mengajukan banding. "Ada laporan visum dokter yang mengatakan bahwa dia ini pengguna narkotika. Makanya kami meminta banding," kata Suryana.

Fransh Hiu (22) dan Dharry Frully Hiu (20) dijatuhkan vonis hukuman gantung sampai mati oleh Mahkamah Tinggi Syah Alam, Selangor, pada Kamis 18 Oktober 2012. Keduanya dituduh membunuh warga negara Malaysia beretnis India, Kharti Raja pada 3 Desember 2010.

Kharti dilaporkan masuk ke dalam rumah yang dijaga keduanya, hendak merampok. Menurut kantor berita Malaysia, keduanya berkelahi dengan Kharti dan membunuhnya. Namun, pernyataan berbeda disampaikan oleh orangtua Hiu kepada Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat.

Ayahnya, Bong Jit Min, mengatakan bahwa kedua putranya tersebut mendapati Kharti datang dari atap rumah dalam keadaan mabuk berat. Karena mabuk jugalah, Kharti yang berbadan tinggi besar mampu digiring ke luar rumah dengan mudah. Namun, tidak lama kemudian, maling ini pingsan dan tewas.

Ditemukan narkoba dalam saku celana Kharti. Dia diduga mati overdosis. Awalnya pengadilan menetapkan kakak adik warga Indonesia ini bebas dari tuduhan pembunuhan pada Juli 2012 karena Kharti terbukti overdosis. Namun keluarga Kharti mengajukan banding yang berujung vonis mati Hiu bersaudara.

Suryana mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui bahwa Hiu pernah dibebaskan sebelumnya. KBRI yang saat ini mengambilalih kasusnya dari pengacara swasta yang disewa majikan akan menelusuri lagi peristiwa ini dalam pengadilan banding.

"Saya belum dengar soal itu, tapi kami akan mencari tahu soal informasi ini," kata Suryana

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.