sponsor

Select Menu

Data

OPINI

HUKUM

PENDIDIKAN

HOME » » 11 BMI Tewas Ditembak Polisi Malaysia


Unknown 11:43 0


Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menilai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Kedutaan Besar RI di Malaysia dinilai lambat juga tidak sigap dalam menindak lanjuti kasus tewasnya WNI yang ditembak mati kepolisian diraja Malaysia.

Koordinator Departemen Agitpro DPN SBMI, Andreas Soge, mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memprioritaskan agenda perlindungan Buruh Migran Indonesia di luar negeri. Paling tidak menurut catatannya selama kurun waktu Maret-September ini di Malaysia sudah jatuh korban sebanyak 11 orang BMI yang tewas akibat ditembak kepolisian Diraja Malaysia.

Sejauh ini, kata Andreas, Kemenakertrans mapun pihak Kedubes RI disana baru bisa mengutip kronologi kasus tersebut versi kepolisian Malaysia. “Ini mengindikasikan betama lemahnya Kemenlu dan perwakilan Indonesia dalam memberikan perlindungan terhadap BMI,” kata Andreas, Jumat (14/9).


SBMI mendesak Kemenlu dan Kemenakertrans proaktif dalam menjaga dan melindungi warga Negara Indonesia yang ada di luar negeri.

Menurut Andreas, polisi Malaysia boleh saja melontarkan tuduhan bahwa WNI terlibat perampokan atau masih dicurigai akan melakukan tindakan criminal. Tetapi apakah kemudian polisi Malaysia dengan boleh seenaknya menembak sampai mati.

“Terus terang ini sangat mengganggu perasaan kami sebagai anak bangsa, dengan melihat begitu mudahnya polisi Malaysia menghilangkan nyawa BMI,” kata Andreas.

Berdasarkan catatan SBMI, pada 24 Maret 2012, polisi Malaysia menembak mati tiga TKI asal Nusa Tenggara Barat. Herman (34), Abdul Kadir (25), dan Mad Noor (28) di kawasan Port Dickson, Negeri Sembilan, karena diduga merampok.

Pada 19 Juni 2012, tiga TKI/WNI asal Jawa Timur Hasbullah (25), Sumardiono (34), dan Mursidi (28) juga ditembak polisi Malaysia di sekitar jalan tol Selangor-Kuala Lumpur

Lalu pada 7 September 2012, terjadi lagi penembakan 5 TKI yang berasal dari Batam dan Madura. Kelima TKI itu adalah Jony, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno. Tudingan sama soal keterlibatan perampokan atau tengah dicurigai akan melakukan tindakan kriminal.

«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

No comments

Leave a Reply

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.