Masyarakat Harus Waspadai Parpol Korup
Unknown
14:03
0
SBMI, Jakarta - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi meminta masyarakat mewaspadai aktivitas partai politik jelang Pemilu 2014.
Pasalnya dari 10 parpol yang lolos mengikuti Pemilu 2014, hanya satu parpol yang belum terindikasi korupsi.
"Sembilan parpol yang saat ini berkiprah di parlemen semuanya terindikasi korup," katanya saat diskusi Konsolidasi Demokrasi Indonesia, di Jakarta, Rabu (9/1).
Ia menyebutkan, selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah dianggap gagal mengatasi pemberantasan korupsi. Korupsi yang terjadi bukan hanya di lembaga eksekutif, melainkan juga legislatif dan yudikatif.
"Parahnya kegagalan ini kemudian diakui sendiri oleh SBY dalam berbagai kesempatan," ujarnya.
Yang membuat kondisi negara semakin parah, tambah Adhie, hingga kini belum ada kekuatan masif yang bisa menghadang rezim korup tersebut. Karena itu pihaknya selama 2013 bakal berkampanye untuk melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi yang dilakukan parpol.
"Sebab kalau dibiarkan, pemilu 2014 bakal dikuasai parpol korup," ujarnya.
Sosiolog UGM Arie Sudjito menyatakan sebenarnya keinginan atau wacana untuk menghadang parpol korup sudah banyak dilakukan. Namun demikian, seringkali kampanye tersebut tidak melibatkan langsung publik yang terkena dampak.
"Akibatnya kampanye atau diskusi seperti itu hilang di tengah jalan," ujarnya.
Menurut Arie, seharusnya aktivis antikorupsi tersebut melakukan gerakan pemilih untuk menghadang parpol korup itu. Hal yang paling realistis dalam aksi ini yaitu meminta kontrak politik dan melacak track record politisi busuk.
"Sehingga publik pada akhirnya bisa merasa tahu apakah mereka dikibuli atau tidak," katanya.
Sementara gerakan lain yang menggunakan aksi kekerasan seperti menolak pemilu dan golput dinilai tidak efektif.
"Selain membuat masyarakat menjadi sinis, praktik ini juga berlawanan dengan UU," jelasnya.
Pasalnya dari 10 parpol yang lolos mengikuti Pemilu 2014, hanya satu parpol yang belum terindikasi korupsi.
"Sembilan parpol yang saat ini berkiprah di parlemen semuanya terindikasi korup," katanya saat diskusi Konsolidasi Demokrasi Indonesia, di Jakarta, Rabu (9/1).
Ia menyebutkan, selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah dianggap gagal mengatasi pemberantasan korupsi. Korupsi yang terjadi bukan hanya di lembaga eksekutif, melainkan juga legislatif dan yudikatif.
"Parahnya kegagalan ini kemudian diakui sendiri oleh SBY dalam berbagai kesempatan," ujarnya.
Yang membuat kondisi negara semakin parah, tambah Adhie, hingga kini belum ada kekuatan masif yang bisa menghadang rezim korup tersebut. Karena itu pihaknya selama 2013 bakal berkampanye untuk melakukan perlawanan terhadap praktik korupsi yang dilakukan parpol.
"Sebab kalau dibiarkan, pemilu 2014 bakal dikuasai parpol korup," ujarnya.
Sosiolog UGM Arie Sudjito menyatakan sebenarnya keinginan atau wacana untuk menghadang parpol korup sudah banyak dilakukan. Namun demikian, seringkali kampanye tersebut tidak melibatkan langsung publik yang terkena dampak.
"Akibatnya kampanye atau diskusi seperti itu hilang di tengah jalan," ujarnya.
Menurut Arie, seharusnya aktivis antikorupsi tersebut melakukan gerakan pemilih untuk menghadang parpol korup itu. Hal yang paling realistis dalam aksi ini yaitu meminta kontrak politik dan melacak track record politisi busuk.
"Sehingga publik pada akhirnya bisa merasa tahu apakah mereka dikibuli atau tidak," katanya.
Sementara gerakan lain yang menggunakan aksi kekerasan seperti menolak pemilu dan golput dinilai tidak efektif.
"Selain membuat masyarakat menjadi sinis, praktik ini juga berlawanan dengan UU," jelasnya.
No comments