SBMI Demo Kedubes Malaysia Terkait Pembebasan Polisi Malaysia Pemerkosaan BMI
Unknown
14:54
0
SBMI - Nasional, SBMI (Serikat Buruh Migran Indonesia) dengan didukung ratusan massa aktivis perempuan yang tergabung dalam Perempuan Mahardika, FBLP (Forum Buruh Lintas Pabrik), Kumunitas Radio Marsinah, SPTBG mendatangi Kedubes Malaysia di jalan HR, Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (17/11).
Dalam orasinya, Nisma Abdullah Ketua SBMI mengatakan bahwa, "ketika Presiden SBY mendapatkan gelar Kesatria dari kerajaan Inggris, disitu pula seorang buruh Migran Indonesia di Malaysia tidak mendapatkan perlindungan dan malah mendapatkan kekerasan seksual di Negeri Jiran tersebut. Presiden SBY harus bertanggung jawab terhadap semua kejadian yang menimpa Buruh Migran diluar Negeri Serta, harus mengambil tindakan tegas terhadap Pemerintah Malaysia yang telah membebaskan pelaku pemerkosaan terhadab Buruh Migran Indonesia," teriak Nisma.
Semetara itu, Dian Sekertaris FBLP dalam orasinya mengatakan bahwa, "kejadian kekerasan pemerkosaan yang dilakukan Polisi Malaysia merupakan kejadian yang ke sekian kalinya. 'Berhentilah memperjual-belikan kami Buruh Migran, berhentilah menjadikan kami sebagai barang dagangan'. Bahkan, Pemerintah Malaysia juga telah melecehkan Buruh Migran dengan memberi iklan, 'dijual murah Buruh Migran Indonesia di Malaysia'," ujar Dian.
“Tangkap, adili dan penjarakan pelaku perkosaan buruh migran di Malaysia” merupakan yel-yel lainnya yang diteriakan massa aksi didepan kedubes dan dijaga ketat aparat kepolisian. Massa meneriakan perkosaan adalah kejahatan dan pelanggaran hak asasi manusia. Jumisih, Ketua Forum Buruh Lintas Pabrik, menambahkan selama pemerintah Indonesia masih tetap menghamba pada kepentingan modal, akan terus ada buruh diupah murah, sehingga banyak diantara kaum perempuan memilih bekerja diluar negeri dengan harapan mendapat kesejahteraan. Namun pada kenyataannya, tak banyak kesejahteraan yang didapat tetapi menjadi korban kekerasan dan perkosaan.
Keberulangan kasus kekerasan terhadap buruh migran terutama perempuan merupakan bukti bahwa pemerintah Indonesia tidak mempunyai kehendak serta sikap yang tegas terhadap pemerintah Malaysia. Hal ini juga disampaikan oleh Edi, perwakilan dari SPTBG dalam orasi politiknya. Edi mengatakan ketika keberulangan kasus kekerasan terus terjadi di Malaysia seharusnya pemerintah Indonesia berani memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Malaysia. Kebijakan ini tentu tidak berani dilakukan karena kepentingan investasi Malaysia di Indonesia. Sejak tahun 2010, terdapat 285 proyek ekonomi sedang berjalan dan lebih dari 1,2 milyar USD uang negeri tetangga Malaysia berputar di Indonesia.
Aksi ini juga diisi dengan pembacaan puisi dari perwakilan Perempuan Mahardhika, Zely Ariane. Puisi yang dibacakan menceritakan buruh migran perempuan yang harus membunuh majikannya karena percobaan perkosaan dan akhirnya harus dihukum pancung karena pemerintah Indonesia lambat untuk melobi pemerintahan Arab Saudi. Kenyataan inilah yang menjadi kemarahan dan kekecewaan terhadap tanggung jawab Negara dan harapan bagi buruh-buruh perempuan di pabrik, di jalan, di rumah, diluar negeri, dan dimanapun berada untuk berani mengatakan tidak pada perkosaan, tidak pada kekerasan seksual.
Sambil terus berteriak, Dian menyebut, "Buruh Migran diperkosa", lalu dijawab oleh anggota buruh, "SBY harus tangungjawab".
Aksi Ratusan massa yang tergabung dari aktivis kaum perempuan ini mendapat pengawalan ekstra ketat dari aparat Kepolisian Kapolsek Setia Budi Jakarta Selatan.
Saat dikonfirmasi, AKBP Lalu Iwan M, mengatakan, "hari ini kami menurunkan 188 aparat gabungan untuk menjaga aksi teman-teman buruh hari ini," ujarnya singkat.
Aksi ini dikelilingi oleh 188 aparat kepolisian yang bertindak berlebihan. Sempat mengalami kericuhan karena aparat menghalang-halangi poster dan spanduk massa aksi untuk diberitahukan kepada pengguna jalan. Dalam kericuhan tersebut ada seorang massa aksi perempuan yang mendapatkan pelecehan seksual ketika terjadi dorong-dorongan dengan aparat. Massa aksi sangat kecewa, ditengah berlangsungnya aksi yang sedang mengkampanyekan stop terhadap kekerasan seksual namun masih saja terjadi tindakan pelecehan.
Lalu lintas di depan Gedung Kedubes Malaysia Jalan HR Rasuna said kondisinya masih lancar, dan tidak sampai menutup ruas jalan di depan gedung kedubes Malaysia tersebut. Para aktivis ini juga melakukan aksi duduk di sebagian ruas jalan. Namun, tetap tidak menggangu lalu lintas pengguna jalan.
No comments